Ambon (ANTARA News) - Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Maluku menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Kota Ambon karena mendukung pelaksanaan pawai ogoh-ogoh keliling kota yang tercatat baru pertama kali digelar di ibu kota Provinsi Maluku itu.
"Saya atas nama umat Hindu menyampaikan terima kasih yang tulus untuk partisipasi dan dukungan masyarakat Kota Ambon sehingga pawai ogoh-ogoh yang untuk pertama kali digelar di Ambon, Senin (15/3) dapat berlangsung sukses dan aman," kata Ketua PHDI Maluku, I Nengah Sukarta, saat dikonfirmasi ANTARA, di Ambon, Selasa.
Pawai ogoh-ogoh yang digelar umat Hindu di Ambon mendapat sambutan hangat dan antusiasme masyarakat di ibu kota Provinsi Maluku, karena baru pertama kalinya menyaksikan tradisi masyarakat Hindu yang digelar menyambut perayaan Hari Nyepi.
Kendati pawai yang digelar seratusan warga Hindu itu dimulai dari lapangan Merdeka Ambon menuju Pura Ciwa Stana Giri di kawasan Taman Makmur, Kecamatan Nusaniwe, sepanjang 4,5 kilo meter, mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas di pusat kota hingga menuju Semenanjung Nusaniwe, Kota Ambon, namun berlangsung tertib.
Pawai yang dibarengi dengan atraksi bola api dan tarian-tarian khas Bali itu, mendapat sambutan hangat masyarakat yang terlihat bergerombol sepanjang jalan yang dilalui peserta pawai.
Sejumlah sopir angkot malah memilih parkir dan penumpangnya ikut menyaksikan atraksi ogoh-ogoh raksasa berukuran tiga meter yang diarak puluhan pemuda serta aneka tarian.
Setelah ogoh-ogoh raksasa itu langsung dimusnahkan di halaman Pura Ciwa Stana Giri di kawasan Taman Makmur, sesaat setelah umat Hindu melaksanakan sembahyang.
Nengah Sukarta, mengakui, dukungan masyarakat yang begitu besar untuk menyukseskan pawai ogoh-ogoh pertama itu menunjukkan semakin tingginya nilai kerukunan umat beragama di Maluku khususnya Kota Ambon.
"Ini menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat Kota Ambon akan keragaman agama dan budaya semakin tinggi paska konflik sosial yang melanda daerah ini 1999," ujarnya.
(T.K-JA/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010