Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebutkan penghadangan dan penembakan terhadap Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya pada Jumat (9/10) sudah direncanakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Jadi itu sudah diatur seperti itu, itu jelas KKB. TPNPB. Itu yang sudah mengklaim, dan itu yang akan kita buru. Itu tugas negara memburu yang begitu, karena itu kriminal," kata Mahfud saat jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa.

Baca juga: Mahfud minta TGPF Intan Jaya selesaikan laporan investigasi

Berdasarkan keterangan yang diperolehnya, saat dalam perjalanan dari Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya ada dua perempuan yang mencoba melambatkan iring-iringan rombongan mobil TGPF di wilayah tersebut.

Kemudian, salah satu anggota TNI yang menjadi korban penembakan, Sertu Faisal Akbar meminta mereka menyingkir.

"Pak Faisal ini yang mengawal, Faisal Akbar itu berteriak, ibu minggir, dia tersenyum saja, lalu datang tembakan dari atas," kata Mahfud.

Setelah penembakan terjadi, kata Mahfud, perempuan tersebut menghilang. Kemudian, mereka ditembaki dari arah bawah.

Baca juga: TGPF selesai kumpulkan data kasus Intan Jaya

Dia menduga tembakan dari bawah tersebut untuk memberi kesempatan penembak yang berada di atas untuk lari.

Mahfud menuturkan bahwa pelaku penembakan merupakan KKB, yang diperkuat oleh pengakuan Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-OPM Sebby Sambom yang mengklaim serangan tersebut dari pihaknya.

"Sudah jelas, itu klaim mereka. Dan itu memang betul direncanakan," kata Mahfud.

Baca juga: TGPF temui 25 saksi di Intan Jaya

Sebelumnya diberitakan dosen Universitas Gadjah Mada yang merupakan anggota TGPF Intan Jaya Bambang Purwoko dan seorang personel TNI anggota Satgas Apter Hitadipa Sertu Faisal Akbar ditembak oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di daerah Kampung Mamba Bawah, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya Papua pada Jumat (9/10) pukul 15.30 WIT.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020