Madrid (ANTARA News/AFP) - Lembaga pemeringkat Standard & Poor`s pada Senin menurunkan tingkat penilaian risiko untuk sektor perbankan Spanyol, memperingatkan "kerugian kredit yang tinggi" selama resesi negara itu.

"Kami percaya bahwa lembaga-lembaga keuangan Spanyol kemungkinan besar akan beroperasi dalam lingkungan ekonomi yang sulit selama periode waktu lama," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Sistem keuangan Spanyol kemungkinan ... menderita kerugian kredit yang tinggi selama resesi, karena utang sektor korporasi tinggi, ekspansi kredit yang cepat, dan eksposur berarti lembaga keuangan ke sektor real estat.

"Masalah pinjaman kemungkinan akan memuncak pada tahun 2010, menurut perkiraan kami, dengan lebih tinggi dari rata-rata historis ketentuan kredit berlanjut sampai 2011," kata lembaga itu.

Sebagai akibatnya, lembaga telah menurunkan peringkat Banking Industry Country Risk Assessment (BICRA/Penilaian Risiko Industri Perbankan Negara) untuk Spanyol "menjadi Grup 3 dari Grup 2," katanya.

Penggabungan skala pandangan dari kekuatan dan kelemahan dari sistem perbankan sebuah negara dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu antara dari Grup 1 yang paling kuat, hingga Grup 10 yang paling lemah.

Langkah itu menempatkan sektor perbankan Spanyol pada tingkat yang sama dengan Amerika Serikat dan Inggris dan di bawah Jerman, Prancis dan Italia.

Bank Spanyol turun relatif ringan dari krisis subprime mortgage pada 2008 karena peraturan ketat negara itu berarti mereka tidak melakukan investasi besar-besaran dalam pinjaman berisiko tinggi yang menyakiti lembaga keuangan di tempat lain.

Namun ada kekhawatiran semakin membanjirnya kredit buruk (kredit macet) yang timbul dari keruntuhan pada akhir 2008 dari gelembung properti negara itu, terutama oleh lembaga-lembaga pinjaman kecil daerah Spanyol yang disebut "cajas".

Kepala regulasi Bank Sentral Spanyol, Jose Maria Roldan, Senin mendesak bank-bank Spanyol "melakukan upaya tambahan" untuk memperkuat neraca keuangan mereka karena "ketegangan dalam konstruksi dan pembangunan properti akan berlanjut" pada 2010.

Total eksposur sistem keuangan Spanyol ke sektor properti bernilai 445 miliar euro (610 miliar dolar) per akhir tahun lalu, katanya.

"Memang, tanpa diragukan lagi, jumlah yang tinggi tetapi angka mutlak dalam itu sendiri tidak terlalu signifikan," katanya dalam konferensi Spanish Mortgage Association (Asosiasi Mortgage Spanyol).

Analis kredit Standard & Poor`s Elena Iparraguirre mengatakan lembaga pemeringkat telah menurunkan penilaian risikonya bagi sektor perbankan Spanyol karena "risiko yang kita lihat timbul dari ekonomi negara yang memburuk".

Tapi dia mengatakan sektor keuangan Spanyol "menghadapi lingkungan ekonomi yang sulit dari sebuah posisi sehat ... kuat berkat peningkatan peraturan dan kerangka kerja pengawasan, profitabilitas operasi yang ulet... dan segmen industri perbankan ritel yang kuat."

Ekonomi Spanyol, terbesar keempat di zona euro, telah terperosok dalam resesi sejak krisis keuangan global mempercepat keruntuhan yang sektor propertinya pada akhir 2008.

Resesi mengakibatkan tingkat pengangguran melonjak menjadi hampir 19 persen di kuartal keempat, tingkat tertinggi kedua di Uni Eropa setelah Latvia.

Lembaga pemeringkat Desember lalu menurunkan prospek peringkat kredit Spanyol menjadi "negatif" dari "stabil," peringatan bahwa negara menghadapi sebuah periode "lama" pertumbuhan ekonomi yang lamban.

Bulan lalu, pihaknya memperingatkan bahwa Spanyol bisa gagal memenuhi target pemotongan defisit publik dalam batas Uni Eropa pada 2013 karena "prospek pertumbuhan ekonomi lemah."

Masalah-masalah Spanyol juga memicu kekhawatiran bahwa hal itu bisa mengikuti jejak Yunani, yang mengalami krisis anggaran mendorong Uni Eropa menempatkannya di bawah pengawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010