"Kami akan mengadakan riset untuk memastikan tingkat kerusakan pada ekosistem bakau di sepanjang Teluk Piru, untuk nantinya akan dikonservasi," kata peneliti LIPI Ambon Frits Tulumahuny, di Ambon, Senin.
Menurut dia penelitian tersebut dilakukan untuk memantau habitat bakau, apabila ditemukan kerusakan akan dikonservasi untuk direhabilitasi kembali karena tumbuhan tersebut dapat mencegah terjadinya abrasi.
"Jika ada kerusakan, kami akan mengajukan kepada pemerintah setempat untuk dilakukan konservasi pada habitat bakau," kata Tulumahuny.
Ia mengatakan selain mengadakan riset terhadap tumbuhan bakau, LIPI juga akan melakukan penyelaman di Teluk Piru untuk memastikan ada atau tidak kerusakan pada terumbu karang yang nantinya juga harus dilindungi dan dibudidayakan kembali.
"Kami juga akan mengecek apakah ada kerusakan pada terumbu karang di Teluk Piru," ujarnya.
Tulumahuny mengatakan semula kegiatan riset terhadap ekosistem bakau dan terumbu karang di Teluk Piru dijadwalkan berlangsung pada Maret 2010, tetapi ditunda hingga berakhirnya acara "Sail Banda 2010" agar tidak menggangu jalannya kegiatan berskala internasional tersebut.
"Penelitian akan dilakukan setelah berakhirnya `Sail Banda` pada Agustus mendatang," katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat di Teluk Piru untuk tetap menjaga dan melestarikan keaslian ekosistem tumbuhan bakau dan terumbu karang karena berpotensi menjadi daerah ekoturisme yang dapat membawa keuntungan bagi warga setempat.
"Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga habitat bakau dan terumbu karang karena keasliannya dapat menjadi objek wisata ekoturisme," kata Tuluhumuny. (IVA/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010