Kupang (ANTARA) - Sebanyak 15 pelajar SMA di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur belajar menjadi anggota DPRD dalam kegiatan Girls Take Over sehari menjadi pemimpin yang diinisiasi oleh Yayasan Plan Internasional Indonesia.

PIA Manager Yayasan Plan International Indonesia Eka Hadiyanto kepada wartawan di Kupang, Selasa mengatakan, sehari jadi pemimpin diadakan untuk mendukung dan menginspirasi anak perempuan menjadi pemimpin.

"Sebelum mengambil alih kantor DPRD Nagekeo para pelajar tersebut sudah mengadakan kegiatan Girls Leadership Camp selama tiga hari," katanya.

Dalam kesempatan tersebut Karmelita pelajar SMA di kabupaten itu ditunjuk menjadi Ketua DPRD Nagekeo diberikan kesempatan untuk memimpin rapat yang membahas tentang isu kebebasan berekspresi anak dan kaum muda perempuan dalam ranah daring atau "freedom online".

Dalam laporan "State of the World’s Girls" terbaru yang dikeluarkan oleh Plan International mengenai kekerasan daring ditemukan bahwa lebih dari setengah responden di Indonesia mengatakan pernah mengalami sendiri atau mengetahui bahwa temannya menjadi korban pelecehan di media sosial. Penelitan ini dikaji di 31 negara melibatkan 14.000 anak dan kaum muda perempuan termasuk 500 dari Indonesia.

Eka menambahkan bahwa kegiatan sehari menjadi pemimpin itu memberikan pengalaman berharga bagi para pelajar terpilih di NTT untuk bisa menjabat sebagai pemimpin suatu daerah.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak masyarakat menciptakan dan memberikan kesempatan bagi anak perempuan untuk memimpin. Anak perempuan berhak untuk berekspresi dan berkarya dengan bebas tanpa rasa takut, baik di ranah daring ataupun luring,” tambah Eka.

Wakil Ketua DPRD Nagekeo, Yosefus Dhenga menyampaikan dukungannya untuk kegiatan yang digagas oleh Yayasan Plan tersebut dan mengaku tak menyesal berkontribusi dalam acara tersebut.

“Saya senang dapat berkontribusi dalam acara ini. Saya juga berharap pada pemilihan yang akan datang, akan ada anggota DPRD perempuan yang terpilih karena saat ini 25 orang semuanya laki-laki,” tambahnya.

Iapun mengajak seluruh masyarakat untuk membebaskan pola pikir terhadap perempuan. Anak perempuan memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki. Perempuan dilahirkan bukan untuk berada di bawah laki-laki. Selain itu pemerintah hendaknya berupaya untuk membebaskan perempuan dari ketidak-setaraan gender dalam tindakan nyata.

Berikut beberaoa rekomendasi dari rapat yang diajukan oleh para anak perempuan yang mewakili aspirasi anak dan kaum muda, khususnya perempuan. Diantaranya adalah melaksanakan musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) anak mulai dari tingkat desa sampai tingkat kabupeten, sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 2 tahun 2016 pasal 4, pasal 14 dan pasal 14 di mana pemerintah wajib memperhatikan dan mengakomodir pendapat anak yang disampaikan melalui forum partisipasi anak.

Kedua Mengadakan pembentukan Forum Anak Desa sebagai ruang partisipasi anak (pasal 14 point 1 dalam Perda Nomor 2 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perlindungan anak). Termasuk, pembentukan Forum Anak Desa di 59 desa/ kelurahan dan revitalisasi Forum Anak Desa di 44 desa/ kelurahan.

Sejumlah pelajar SMA yang ditunjukan menjadi anggota DPRD dalam sehari. Antara/HO-Yayasan Plan Indonesia.

Ketiga memfasilitasi penguatan kapasitas anak di tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten – Forum Anak Kabupaten Nagekeo. Penguatan kapasitas meliputi organisasi dan kemasyarakatan dalam Forum Anak Desa, kesehatan reproduksi, pencegahan pernikahan anak, internet sehat, dan materi lain yang penting bagi perkembangan dan perlindungan anak.

Dan yang keempat adalah membangun dan menyediakan panti rehabilitasi korban kekerasan dalam bentuk rumah aman guna melindungi korban kekerasan anak dan kaum muda perempuan.

Untuk diketahui Sehari Jadi Pemimpin merupakan kampanye global yang dilakukan setiap tahun secara serentak oleh Plan International untuk memperingati Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh pada 11 Oktober.

Di Indonesia, Plan Indonesia telah memfasilitasi puluhan anak perempuan yang telah menduduki posisi lima menteri dan 20 posisi petinggi lainnya. Tahun ini tercatat lebih dari 600 anak perempuan dari seluruh Indonesia telah mendaftar secara daring untuk berkompetisi dalam kegiatan Sehari Jadi Pemimpin 2020.

Baca juga: APD penanganan COVID-19 di Nagekeo Pulau Flores ludes terbakar
Baca juga: Bupati : Minimnya daerah tangkapan air sebabkan sulitnya air bersih
Baca juga: Gugus Tugas: Kasus transmisi lokal positif COVID-19 ditemukan di NTT
Baca juga: Bendungan Lambo tetap akan dibangun di Nagekeo

***3***

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020