Jakarta (ANTARA News) - Asisten Staf Khusus Presiden, Akuat Supriyanto menyatakan, tudingan bahwa orang dekat atau pembantu Presiden mengancam Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sangat tidak masuk akal.

Bahkan, kata Supriyanto di Jakarta, Senin, tudingan yang dilontarkan politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo yang dikutip sebuah situs berita itu mengarah pada tindakan fitnah.

Dikatakannya, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief justru berupaya mengungkap kasus dugaan "letter of credit" (L/C) fiktif di Bank Century yang diduga melibatkan inisiator Pansus Angket bank Century DPR.

"Jika ada yang merasa takut dengan langkah tersebut, seharusnya bukan lembaga penegak hukum, tapi pelaku atau orang yang terkait dengan kasus L/C bodong," katanya.

Menurut Supriyanto, pernyataan Bambang justru dapat dibaca sebagai tekanan terhadap aparat penegak hukum yang saat ini sedang bekerja untuk membuka kasus-kasus yang menyebabkan bangkutnya Bank Century.

"Kalau Bambang pro penegakan hukum dan antikorupsi, mestinya dia mendukung upaya tersebut," katanya.

Ia menilai komentar Bambang justru menunjukkan ketidaknyamanannya dengan pengungkapan kasus kejahatan perbankan di Tanah Air.

"Kita berharap tekanan politik terhadap proses penegakan hukum, seperti yang ditunjukkan oleh statemen Bambang, tidak memengaruhi keberanian aparat penegak hukum untuk bekerja secara profesional dan independen, demi terungkapnya kebenaran," katanya.

Sementara itu, terkait beredarnya pesan singkat atau SMS gelap bernada ancaman terhadap LBH yang mengatasnamakan Andi Arief, Supriyanto mengatakan bahwa hal tersebut ditujukan untuk mengadu domba Andi Arief dan teman-temannya dari kalangan LSM.

Pembuat SMS, lanjutnya, mungkin menganggap bahwa dengan memecah-belah persahabatan Andi dan kalangan LSM, maka Andi akan kehilangan dukungan "civil society" dalam mengungkapkan kasus dugaan L/C fiktif.

"Tujuan pembuat SMS tersebut tentu tidak tercapai. Dia tidak memahami bahwa sebagai mantan aktivis mahasiswa, Andi Arief masih menjalin komunikasi dengan teman-teman aktivis `civil society`. Bisa ditebak, pembuat SMS bukanlah orang yang berlatar belakang aktivis," katanya. (S024/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010