Prediksi kenaikan pendapatan ANTM, lanjut Andy, tak terlepas dari proyeksi harga emas global tahun 2020 sebesar 1.850 dolar AS/ troy ons, lebih besar dari prediksi sebelumnya yakni 1.700 dolar AS/troy ons.
Adapun, harga emas ANTM berada di Rp999.000/gram, dengan harga pembelian kembali sebesar Rp889.000.
"Dengan asumsi pendapatan tersebut, kami memprediksi ANTM akan mengantongi laba bersih yang lebih tinggi dari asumsi kami sebelumnya, yakni Rp208 miliar, menjadi Rp249 miliar," tuturnya.
Penunjukan ANTM sebagai pengelola tambang emas eks PT Freeport Indonesia (PTFI), Blok Wabu, pun dinilai patut menjadi perhatian khusus. Pasalnya, tambang ini menyimpan 4,3 juta ton bijih emas senilai Rp209 triliun.
Pertumbuhan Smelter
Pemerintah menargetkan pembangunan 52 unit smelter hingga 2024, dimana lebih dari setengahnya atau 29 diantaranya merupakan smelter nikel. Sebagai catatan, pada 2016 hanya ada tujuh smelter nikel di Indonesia.
Andy menambahkan, hal ini tentunya menjadi angin segar bagi Antam, mengingat perusahaan pelat merah ini memiliki cadangan bijih nikel sebesar 354 juta metrik ton basah (wmt).
"Bertambahnya jumlah smelter tentunya akan berbanding lurus dengan permintaan. Oleh karena itu, hal ini akan menjadi sumber pemasukan terbesar lainnya bagi Antam, selain emas," tuturnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020