Jakarta (ANTARA News) - Rencana Bank BRI mengakuisisi saham Bank Agroniaga masih menunggu hasil pembahasan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bank badan usaha milik negara (BUMN) itu.
"(Akuisisi) Tinggal pelaksanaannya saja yang diputuskan melalui RUPS saja," kata Deputi Menteri BUMN bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Parikesit Suprapto di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Senin.
Menurut Parikesit, rencana BRI mengakuisisi Bank Agroniaga merupakan aksi korporasi sehingga tidak harus mendapat persetujuan dari Kementerian BUMN.
"Tidak perlu minta izin, karena Bank Agro bukan BUMN. Saham Agro dimiliki Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun), jadi kalaupun akuisisi terlaksana sifatnya hanya dalam bentuk laporan kepada Kementerian saja," kata Parikesit.
Rencana akuisisi BRI saat ini, selain Bank Agroniaga juga membidik saham Bank Bukopin.
Bank milik negara ini pada 2010 menyiapkan dana setidaknya Rp2 triliun untuk keperluan akuisisi.
Khusus untuk akuisisi Bank Agroniaga, BRI diinformasikan sudah melakukan proses uji tuntas (due dilligence) terhadap rencana tersebut.
Sebelumnya, Menteri BUMN Mustafa Abubakar menuturkan bahwa pihaknya lebih mendorong akuisisi terhadap Bank Agroniaga ketimbang Bank Bukopin.
"Akuisisi Bank Agro, agar BRI lebih fokus dalam menyalurkan kredit ke sektor pertanian," kata Mustafa Abubakar.
Dengan begitu, setelah akuisisi diharapkan porsi penyaluran kredit ke sektor pertanian bisa diperbesar yang ditangani langsung Bank Agroniaga.
Dari sisi pendanaan, BRI sangat mampu mengambilalih Bank Agroniaga.
Sementara itu, Direktur Utama Bank BRI Sofyan Basyir ketika ditemui di Kantor Kementerian BUMN, tidak bersedia berkomentar soal rencana akuisisi tersebut.
"Maaf...saya buru-buru," sambil bergegas meninggalkan Kantor Kementerian.
Bank Agro sendiri, pada 2010 menargetkan laba bersih minimal Rp20 miliar, meningkat 124,71 persen dari tahun 2009 sebesar Rp 8,9 miliar.
(T.R017/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010