Selain menyebabkan korban jiwa, bencana alam longsor dan banjir itu telah menimbulkan kerusakan rumah warga dan fasilitas umum lainnya.

Tasikmalaya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya menyampaikan bahwa satu orang meninggal dunia akibat tertimbun material tanah pada bencana longsor di Desa Malatisuka, Kecamatan Gunung Tanjung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin.

"Di Kecamatan Gunung Tanjung, Desa Malatisuka, longsor, satu orang meninggal dunia, satu rumah hancur," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin kepada wartawan di Tasikmalaya.

Berdasarkan laporan di lapangan yang diterima BPBD, korban meninggal yakni Abdul Rohman (83) karena tidak berhasil menyelamatkan diri ketika bencana longsor menimpa rumahnya.
Baca juga: Petugas terjunkan anjing pelacak cari korban longsor di Tasikmalaya

Selain menyebabkan korban jiwa, kata dia, bencana alam longsor dan banjir itu telah menimbulkan kerusakan rumah warga dan fasilitas umum lainnya.

"Akses jalan di beberapa titik juga terputus," katanya.

Ia menyampaikan, bencana alam banjir dan longsor itu terjadi di 11 kecamatan yang disebabkan hujan deras dan berlangsung lama mengguyur wilayah Tasikmalaya pada Minggu (11/10).

Jajarannya, kata dia, sudah diterjunkan untuk membantu warga yang terdampak bencana alam banjir maupun longsor dan membersihkan material longsor yang menimbun rumah maupun badan jalan.
Baca juga: SAR gabungan masih cari korban tertimbun longsor di Tasikmalaya

"Kita bagi beberapa tim untuk melakukan penanganan bencana," katanya.

Ia menyebutkan, kecamatan yang dilanda bencana alam yakni longsor di Parungponteng, Salopa, Jatiwaras, kemudian longsor dan banjir di Kecamatan Sodonghilir, lalu bencana banjir bandang di Bojongasih, Cipatujah, Sukaraja, Bantarkalong, Gunungtanjung, Tanjungjaya, dan Karangnunggal.

Petugas di lapangan, kata dia, masih melakukan pendataan secara akurat terkait jumlah rumah warga dan kerugian materi dampak dari bencana alam tersebut.

"Kita masih melakukan penanganan dan pendataan di lapangan," katanya.
Baca juga: BPBD Tasikmalaya: Pergerakan tanah di Puspahiang masih terus terjadi

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020