Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama Hasyim Muzadi mengatakan, pemberantasan terorisme yang gencar dilakukan Polri jangan sekadar untuk menyenangkan pemerintah Amerika Serikat (AS).
"Terlebih untuk mendapatkan imbalan, seperti yang diiming-imingi oleh AS terkait penangkapan gembong teroris Dulmatin," katanya, dalam rilisnya melalui layanan pesan singkat kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, sikap itu hanya akan merendahkan martabat bangsa dan AS pun akan `mencibir` Indonesia.
"Kita dan aparat khususnya harus benar-benar berlandaskan hukum dalam penanganan terorisme tidak sekadar untuk menyenangkan pihak tertentu, agar kita menjadi bangsa yang bermartabat," kata Hasyim.
Sementara itu juru bicara TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen mengatakan, penanganan terhadap terorisme baik yang dilakukan TNI maupun Polri sama sekali tidak berupaya untuk mencari muka atau menyenangkan pihak tertentu seperti pemerintah AS.
"Untuk apa kita capek-capek cari muka, menyenangkan hati pihak lain?," katanya.
Sagom mengatakan, TNI dan Polri benar-benar menjalankan tugas menangani terorisme sesuai prosedur yang berlaku, disesuaikan pola ancaman yang terjadi, bukan karena alasan lain termasuk untuk menyenangkan pihak AS.
Latihan antiteror yang digelar TNI-Polri sama sekali tidak terkait dengan kedatangan Presiden AS Barack Obama pada Maret 2010.
"Latihan ini sudah kami rancang sejak akhir 2009, dan waktu itu kita belum tahu pasti jadwal kedatangan Obama ke Indonesia. Jadi, kalau dikatakan penyergapan teroris oleh Polri dan latihan antiteror TNI-Polri digelar untuk menyenangkan pihak AS, sama sekali itu tidak benar," kata Sagom.(R018/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010