"Pertama, memastikan agar kami berada di tempat yang tepat," kata Head of Disaster and Crisis Unit Asia Pacific IFRC Necephor Mghendi melalui diskusi virtual yang dipantau di Jakarta, Senin.
Artinya, jejaring IFRC harus tersedia hingga di tingkat tapak untuk membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.
"Bantuan dari cabang maupun perhimpunan nasional akan disalurkan hingga ke tingkat tapak dengan mudah," ujar Mghendi.
Baca juga: PMI dan IFRC bersiap salurkan bantuan kepada 10 ribu keluarga di Palu
Baca juga: Hanya 3 persen warga pasar sadar protokol kesehatan
Ia mengatakan apabila sebuah organisasi kemanusiaan tidak berada di tingkat tapak maka proses penyaluran bantuan tidak akan terlaksana tepat waktu. Oleh karena itu, kehadiran di tingkat bawah penting sekali.
Langkah kedua yang dilakukan IFRC dalam merespon sebuah bencana ialah melakukan tindakan maupun aksi yang tepat. Tindakan tersebut juga harus mendukung masyarakat lokal supaya mereka bisa tanggap bencana dengan tepat.
"Terutama di tengah situasi pandemi COVID-19 ini dibutuhkan sekali," katanya.
Selanjutnya harus memiliki kapasitas yang tepat baik di tingkat global, wilayah bahkan hingga di tingkat tapak, ujar dia.
Ia mengatakan terkadang cara-cara tradisional yang biasa dilakukan dalam membantu masyarakat yang tertimpa bencana tidak bisa selamanya diterapkan terutama di tengah situasi pandemi COVID-19.
"Jadi harus dipastikan kembali kapasitas di tingkat tapak harus sesuai dengan kondisinya," katanya.
Terakhir, para relawan harus bisa memastikan apa yang dilakukan kepada orang yang dibantu tersebut tepat waktu. Hal itu, ujarnya, harus didukung dengan teknologi maupun sistem peringatan dini yang dimiliki.*
Baca juga: Palang Merah peringatkan wabah corona dorong diskriminasi di Asia
Baca juga: PMI dan IFRC siapkan dukungan untuk imunisasi di masa COVID-19
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020