Sebenarnya, tanda-tanda itu sudah diketahui dan potensinya di laut hindia luar biasa,
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pemerintah melakukan kesiapan terkait adanya potensi tsunami di pesisir selatan Jawa dengan berbagai rencana kontinjensi serta sosialisasi dan edukasi pada masyarakat di daerah tersebut.
"Ini dilakukan berdasarkan aktivitas gempa yang kita catat dan dari berbagai sumber termasuk BMKG. Sebenarnya, tanda-tanda itu sudah diketahui dan potensinya di Laut Hindia luar biasa," kata dia pada diskusi virtual Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana yang dipantau di Jakarta, Senin.
Termasuk pula dengan adanya riset beberapa waktu lalu yang kemudian memunculkan pertanyaan banyak orang terkait megathrust di Hindia Selatan atau di Laut Hindia baik itu di Jawa bagian tengah maupun selatan. Sehingga penting untuk memerhatikan area-area zona bahaya, kata Ganjar.
Ia mengatakan kesiapan menghadapi tsunami pesisir selatan Jawa tersebut pada hakikatnya tidak cukup hanya dengan rencana kontinjensi maupun sosialisasi, namun juga meliputi persiapan jalur evakuasi serta tempat pengungsian sementara.
Kemudian juga kelengkapan peralatan dapur umum serta mandi, cuci, kakus (MCK), adanya gladi ruang dan lapangan serta persiapan logistik makanan maupun kesehatan.
"Ini kita siapkan termasuk di area rancangan tsunami yang telah dipetakan baik itu Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri. Sebenarnya peta ini juga nyambung ke wilayah Yogyakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur," katanya.
Lebih rinci, terdapat total 606.464 jiwa yang terancam tsunami yakni meliputi 11 kecamatan di Cilacap dengan 518.797 jiwa, delapan kecamatan di Kebumen dengan 60.404 jiwa, tiga kecamatan di Purworejo dengan 30.097 jiwa serta satu kecamatan di Wonogiri dengan 166 jiwa.
Baca juga: ITB: Potensi tsunami 20 meter terjadi jika dua segmen megathrust pecah
Baca juga: Antisipasi tsunami, MPR minta pemda di selatan Jawa giatkan mitigasi
Di sisi lain, edukasi pada masyarakat setempat juga menjadi poin penting dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana termasuk kesadaran yang mesti dilatih dengan kearifan lokal.
Sebagai contoh jika berkaca ke Jepang, maka diketahui bahwa kerusakan akibat tsunami dapat diminimalisir dengan keberadaan banyaknya pepohonan. Hal itu sudah dipantau di Kebumen dimana terdapat cemara laut atau cemara udang yang telah tumbuh subur dan tinggi.
Menurutnya, jika area-area di bagian selatan ditanami dengan banyak pepohonan, mungkin hal itu dapat membantu dari sisi pencegahan dampak tsunami yang lebih buruk.
"Kita tidak pernah tahu akan seperti apa nanti, tapi setidaknya dapat membantu jika kita berkaca pada sejarah di masa lalu. Inilah yang kita sampaikan dan sosialisasikan pada masyarakat," ujarnya.
Lebih jauh, ia menambahkan mitigasi bencana tsunami juga meliputi adanya alarm yang berfungsi saat sistem menerima informasi atau peringatan. Hal itu disamping adanya informasi gempa bumi real time dan warning tsunami dari BMKG yang dikirim sesuai SOP lembaga tersebut.
Baca juga: BNPB luncurkan buku "Kibar Pataka di Selatan Jawa"
Baca juga: BNPB: Waspada potensi tsunami di selatan Jawa tinggi
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020