turunnya angka undangan, budget juga turun
Jakarta (ANTARA) - Idealnya, persiapan pernikahan dilakukan delapan bulan hingga setahun sebelumnya. Tapi pandemi COVID-19 membuat persiapan bisa jadi serba kilat, kata Nathalia Isadora, Head of Integrated Marketing Bridestory.
"Di masa pandemi semua lebih cepat, ada yang bisa disiapkan dua minggu," kata Nathalia dalam Instagram Live, dikutip Senin.
"Sekarang waktunya menikah untuk orang yang enggak mau ribet karena perencanaannya cepat," imbuh dia.
Baca juga: Tren cincin kawin, tumpuk dengan cincin tunangan
Baca juga: Gaun pengantin Putri Beatrice dari Inggris dipamerkan untuk publik
Berkurangnya kapasitas undangan membuat persiapan bisa lebih lancar karena pengantin hanya mengundang orang-orang terdekat. Tempat yang disiapkan tak harus megah, makanan pun lebih sedikit.
Bahkan, riasan dan busana juga bisa lebih kasual sesuai keinginan pengantin.
Kendati demikian, ada persiapan tambahan karena harus memperhatikan protokol kesehatan yang diterapkan di daerahnya.
Nathalia mengatakan yang pertama harus diperhatikan adalah aspek kesehatan.
"Cari tahu protokol pemerintah daerah apa saja yang harus diikuti, bisa dengan mengurangi jumlah tamu, social distancing, atau tamu harus swab test sebelum datang."
Lalu, komunikasikan keinginan Anda dan pasangan dengan vendor penyelenggara pernikahan. Tanyakan hal-hal seperti syarat menggunakan jasa mereka di tengah pandemi, protokol kesehatan staf vendor, lalu tanyakan soal fleksibilitas bila ternyata ada perubahan tanggal akibat situasi yang belum pasti.
"Yang pasti harus tenang karena vendor sudah sangat banyak punya solusi, acara pasti berjalan lancar dan berkesan," ujar dia.
Menikah di tengah pandemi bisa jadi alternatif untuk menggelar pesta yang biayanya lebih terjangkau karena skalanya jauh lebih kecil.
Bila sebelum pandemi orang-orang sudah menggemari pernikahan dengan tamu terbatas (intimate wedding), saat ini trennya adalah "micro wedding" yang undangannya jauh lebih sedikit.
Baca juga: Pengantin baru di Jepang bisa dapat uang Rp85 juta dari pemerintah
Baca juga: Riasan natural, trend make-up pernikahan saat pandemi
"Biasanya budget paling besar di makanan dan venue, dengan turunnya angka undangan, budget juga turun. Tapi bisa jadi itu dipakai untuk mewujudkan detail pernikahan impian pengantin, di bagian dekorasi, gaun atau foto idaman."
Agar orang-orang yang tak masuk daftar undangan bisa tetap melihat proses pernikahan, pengantin bisa memanfaatkan teknologi. Tayangkan lewat live streaming di YouTube atau buat pertemuan virtual lewat zoom.
"Virtual streaming ada kelebihannya, hal detail yang tidak terlalu kelihatan kayak sungkeman, biasanya kan dari jauh, pas live streaming bisa dilihat lebih baik," kata dia.
Soal makanan, kini prasmanan bukanlah pilihan. Pengantin bisa mencari katering yang menyediakan porsi personal. Jika ingin tamu yang hadir secara virtual bisa ikut menikmati, Anda juga dapat mengirimkan suguhan sekaligus suvenir ke alamat masing-masing tamu. Pilihlah barang-barang berguna untuk suvenir, misalnya masker dan hand sanitizer.
Dia menambahkan, pernikahan di tengah pandemi disarankan di luar ruangan. Selain lebih aman karena berada di ruang terbuka, hasil foto juga akan lebih bagus berkat pencahayaan alami.
Baca juga: Resepsi pernikahan "drive thru" jadi solusi di tengah pandemi
Baca juga: Modern Heritage, tren resepsi pernikahan terkini
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020