'Closed loop' pertanian ini akan mengurai permasalahan 'supply chain' yang muncul seperti produk melimpah dan langkanya produk pertanian

Karawang, Jawa Barat (ANTARA) - Anak usaha BUMN, PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Kujang mengembangkan program closed loop petani cabai di Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk menjaga ketersediaan pangan di tengah pandemi COVID-19.

Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kujang Robert Sarjaka di Karawang, Jawa Barat, Senin, mengatakan stok dan distribusi komoditas pertanian selama ini menjadi persoalan tersendiri di tengah pandemi COVID-19.

Baca juga: Capai 4.423 ton, Pupuk Kujang jamin stok pupuk subsidi di Garut aman

Untuk mengatasi persoalan tersebut, salah satu alternatifnya ialah dengan pengembangan sistem closed loop.

Closed loop merupakan sistem yang menyinergikan rantai nilai pertanian, mulai dari hulu sampai dengan hilir untuk menciptakan efisiensi yang berdaya saing dan berkeadilan.

Dalam pola kemitraan closed loop, petani bukan saja akan terhubung dengan perusahaan, bank, dan koperasi, tetapi juga dengan industri dan retail.

"Sebagai bentuk komitmen bersama, kami ikut mengembangkan pilot project kemitraan closed loop di lahan 30.000 m2 di wilayah Garut," kata dia.

Pupuk Kujang sebagai solusi andal agribisnis dalam closed loop pertanian ini berperan dalam pendampingan, mulai dari analisa tanah, aplikasi pemupukan, budi daya, dan pemasaran hasil panen.

Menurut dia, program closed loop agribusiness menjadi jembatan untuk petani dan pasar sehingga suplai lebih maksimal, sementara produk maupun harga menjadi stabil. Kuncinya adalah sinergi BUMN, pemerintah, swasta, dan kelompok tani.

Dikatakannya, semua pihak dalam program ini mempunyai peranan mulai dari hulu hingga hilir dan bertanggung jawab untuk melakukan pendampingan agar produktivitas hasil taninya optimal.

Robert juga mengatakan selama ini Pupuk Kujang sudah menjadikan Garut sebagai lokasi tidak hanya untuk pemasaran pupuk bersubsidi, tapi juga untuk pupuk nonsubsidi/ritel.

Ke depannya, closed loop ini akan diperluas ke wilayah lainnya yang memiliki pasar potensial, kelompok tani, dan juga luasan lahan.

"Closed loop pertanian ini akan mengurai permasalahan supply chain yang muncul seperti produk melimpah dan langkanya produk pertanian," katanya.

Baca juga: Pupuk Indonesia siap penuhi tambahan alokasi subsidi satu juta ton
Baca juga: Antisipasi kelangkaan, Pupuk Indonesia jaga stok subsidi 384 persen

Pewarta: M Ali Khumaini
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020