Boyolali (ANTARA News) - Zainudin alias Joko Sulistyo (32) tersangka teroris yang tertangkap di Nangroe Aceh Darussalam (NAD), ternyata suami dari keponakan Amrozi (terpidana kasus teroris yang menjalani eksekusi mati pada November 2008).
Joko yang tercatat sebagai warga Dukuh, Jebol, Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menikahi salah satu keponakan Amrozi pada tahun 2009,
"Saya diundang saat pernikahan Joko. Nama istrinya tak dikenali warga setempat, yang diketahui hanyalah istri Joko itu anak kakak kandung Amrozi," kata Sumiatno,
Bayan Desa Donohudan sekaligus tetangga Joko di RT 3/RW 7 Dukuh Jebol, Minggu,
Menurut Sumiatno, istri Joko kini punya anak berusia sekitar dua bulan dan tinggal bersama orang tua Joko, Parinem. Sumiatno mengutip perkataan Parinem yang mengatakan Joko Sulistyo sudah setengah bulan meninggalkan rumah untuk mencari kerja di Kalimantan.
"Istri Joko sejak pernikahannya dengan Joko Sulistyo tidak pernah didaftarkan sebagai warga setempat. Maka, namanya saja orang tidak tahu," kata Sumiatno.
Menurut dia, saat hadir dalam acara pernikahan mempelai itu, ada keluarga pengantin laki-laki yang memberitahukan bahwa mertua Joko sering diberitakan televisi karena dia itu kakak dari Amrozi terpidana mati bom Bali.
Ia menjelaskan, dulu rumah Joko sering diintai oleh puluhan polisi hingga puluhan hari. Polisi saat itu, katanya, mencari orang yang bernama Abdulgani.
"Abdulgani adalah suami dari kakak kandung Joko yang bernama Ningsih. Abdulgani kalau tidak salah sudah ditahan oleh polisi," kata Sumiatno.
Sementara itu, Mul Suparmi, tetangga lain dari Joko, mengatakan istri Joko bersikap tertutup sehingga warga tidak pernah mengenali namanya.
"Istri Joko jarang keluar rumah. Warga terdekat rumahnya saja tidak kenal namanya," kata Mul.
Ketua RT 3 RW 7 Dukuh Jebol, Sutarjo, menjelaskan, Joko Sulistyo memang meningkah dengan keponakan Amrozi asal Jatim.
"Saya hadir saat acara nikah dan rombongan pihak mertua Joko yang datang satu bus dari Jatim adalah masih keluarga Amrozi," katanya.
Sutarjo mengemukakan pernikahan Joko membuahkan seorang anak. "Dia pergi tidak pamit kepada ibunya, Parinem," kata Sutarjo. Menurut dia, Joko hanya menitip pesan lewat istrinya untuk disampaikan kepada Parinem bahwa dia akan berangkat ke Kalimantan.
Joko Sulistyo merupakan salah satu dari 31 orang tersangka teroris yang tertangkap oleh kepolisian di Desa Meunasah Mesjid, Kecamatan Leupung, NAD. Dari 31 tersangka teroris itu empat di antaranya tewas.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Hanya orang2 bodoh yg mau di Cemplungkan ke Jurang.
Kalau orang yg Inteligensia nya masih normal pasti menolak untuk menjadi Teroris.
Apapun alasanya.
Mencari sorga dengan jalan menumpahkan daran orang lain...????ck ck ck
Agama mana yg punya Kitab spt ini...?
Kitab atheis sekalipun kalau ada aku yakin tak mengajari hal spt ini.
Kasian keluarga mereka yg lain.