Manado (ANTARA News) - Sebanyak 18 wanita yang diduga menjadi korban perdagangan manusia atau human trafficking tiba di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) dari Jayapura, Papua, Sabtu.
Saat di ruang kedatangan Bandara Sam Ratulangi Manado, belasan wanita yang berusia sekitar 15-20an tahun itu, menutupi wajah dengan boneka yang dibawa.
Kedatangan belasan wanita tersebut didampingi petugas kepolisian, Kapala Unit Perlidungan Perempuan dan Anak Polda Sulut , Kompol Noni Sengkei.
Para korban trafficking itu kemudian, langsung menaiki bus yang disiapkan kemudian menuju Mapolda Sulut.
Kasat I Tindak Pidana Umum Ditreskrim Polda Sulut, AKBP Hizar Sialagian mengatakan, kepolisian terus komitmen dalam melakukan penegakkan hukum dalam penanganan kasus perdagangan orang.
"Hari ini sebanyak 18 wanita telah tiba yang diduga menjadi korban perdagangan orang," katanya saat menjemput para korban trafficking di Bandara Sam Ratulangi Manado.
Dia mengatakan, selama berada di Papua para wanita tersebut bekerja di tempat hiburan dan diduga ada yang melakukan prostitusi.
"Kepolisian akan terus bekerjasama dengan pemangku kepentingan dalam upaya melakukan pembinaan dan penyelamatan terhadap wanita daerah itu yang menjadi korban trafficking," katanya
Sebelumnya Kapolda Sulut Brigjen Pol Hertian Yunus, Jumat (12/3) mengatakan, dalam melakukan pemulangan terhadap korban trafficking tersebut dari Papua ke Manado, Polda Sulut melakukan kerjasama dengan Polda Papua.
Para perempuan yang menjadi korban trafficking itu nantinya setelah tiba di Manado akan dikembalikan kepada keluarga masing-masing.
Kepolisian serius menangani kasus trafficking tersebut dan memproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Saat ini Polda Sulut, tengah menangani kasus trafficking dengan korban dua orang kakak beradik yakni OM dan CA, yang dikirim ke Jayapura Papua.
Dalam penanganan kasus itu, kepolisian telah menetapkan lima orang tersangka, masing-masing Alfrets Wantania, warga Kelurahan Mapanget Barat, Robert Sendouw, warga Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Ramly Zakaria warga Manado, AL alias Alan, pemilik salah sebuah cafe di Jayapura, dan LK alias Lucky.
(T.J009/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010