Bojonegoro (ANTARA News) - Film dokumenter kehidupan komunitas Samin di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dijadwalkan tampil di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada 23 April 2010.
"Bojonegoro mendapatkan kesempatan menampilkan budaya daerahnya di TIM Jakarta, sesuai agenda yang kami persiapkan akan menampilkan budaya Samin dan kesenian Wayang Thengul," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bojonegoro Djindan Muhdin, Sabtu.
Dia menjelaskan, belum bisa digambarkan, bentuk dan materi budaya Samin yang akan ditampilkan itu. Hanya digambarkan, film yang akan ditampilkan dalam acara budaya di TIM tersebut berupa film dokumenter.
Ini mengingat komunitas Samin masih ada di Bojonegoro yakni di Dusun Jepang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, sekitar 76 kilometer dari kota Bojonegoro dan sekitar 15 kilometer dari Kabupaten Ngawi.
Menurut dia, film dokumenter yang akan mengangkat kehidupan komunitas Samin di Bojonegoro sedang dalam persiapan, baik mengambil film dokumenter yang sebelumnya sudah ada atau kemungkinan mengambil gambar baru di lokasi.
Dusun Jepang, di Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo berada di tengah kawasan hutan jati, berpenduduk 210 kepala keluarga (sekitar 1.200 jiwa).
Dalam dua puluh tahun terakhir, komunitas Samin di dusun setempat, tidak lagi tertutup, sudah terbuka dengan berkembangnya Islam di daerah setempat.
"Budaya Samin dikenal jujur, lugu dan sekarang masih tersisa di Bojonegoro," paparnya menjelaskan.
Budaya asli Bojonegoro lainnya yanmg ditampilkan yakni kesenian Wayang Thengul berkolaborasi dengan kesenian Sandur, dijadwalkan ikut ditampilkan dalam ajang budaya di TIM.
"Untuk budaya Samin hanya film, sedang Wayang Thengul dan sandur tampil dalam pegelaran," tuturnya.
Penampilannya, berupa Sandur dengan mengambil kisah yang ada di dalam Wayang Thengul. Ditemui terpisah, Bupati Bojonegoro, Suyoto menyambut baik, penampilan budaya asli daerah Bojonegoro di TIM itu.
"Itu baik, paling tidak masyarakat luar bisa tahu kondisi budaya yang ada di Bojonegoro," ujarnya.
(T.KR-SAS/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010