Padang (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 5,0 skala richter (SR) yang terjadi Sabtu dinihari pukul 00.27 WIB, membuat warga Padang, Sumatera Barat, yang tengah beristirahat tersentak.
Sebagian besar warga yang sudah terlelap menjadi terbangun karena guncangan gempa yang dirasakan agak kuat.
Fajar, staf Badan Meteorologi dan Geofisika Padangpanjang menjelaskan, pusat gempa berlokasi di 0,86 LS, dan 99,91 BT, dengan posisi 34 Km barat daya Pariaman, berada di kedalaman 34 Km.
BMG mencatat, sejak awal Maret 2010 sudah terjadi empat kali gempa di Sumbar. Gempa terbesar pada 5 Maret dengan kekuatan 6,5 SR berpusat di Mentawai.
Menurut Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Sumbar, Ade Edwar, gempa Sabtu dinihari, pusatnya berdekatan dengan gempa besar 7,9 SR pada 30 September 2009.
"Disana ada segmen gempa yang lebih kecil dari segmen gempa Siberut, Mentawai," kata dia.
Gempa kali ini, kata dia, dirasakan cukup kuat di kawasan Kecamatan Tiku dan Manggopoh, Kabupaten Agam, Sumbar. Namun sejauh ini belum ada laporan dari masyarakat setempat tentang adanya kerusakan akibat gempa.
Dia mengimbau masyarakat Sumbar untuk tenang, namun tetap selalu waspada. Sebab, gempa dengan kekuatan kecil akan terus terjadi.
"Tidak perlu panik. Masyarakat tentu sudah tahu bahwa gempa yang merusak adalah gempa yang memiliki ciri, suara menderu-deru, dan menggetarkan kaca," katanya.
Terbangun
Meski berkekuatan 5,0 SR, gempa dinihari mengakibatkan sebagian besar warga Padang terbangun dari tidurnya.
Setelah gempa, ada juga warga yang tidak lagi tidur, karena khawatir gempa susulan terjadi.
"Saya betul-betul kaget, dan terbangun dari tidur, karena guncangan gempa terasa kuat," kata Natasia (30), warga Gunung Pangilun Padang.
Pengakuan sama disampaikan Rozi (25), warga Lolong Padang.
"Saya dan teman-teman satu kos, semuanya terbangun akibat gempa," kata Rozi, salah satu karyawan BUMN di Padang.
Masyarakat Sumbar yang berada di daerah rawan gempa sudah terbiasa dengan guncangan gempa. Gempa terbesar terjadi 30 September 2009, mengakibatkan seribu lebih warga tewas, dan mengakibatkan ribuan bangunan rusak.
(T.O003/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010