Jayapura (ANTARA) - Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya mengklaim pihaknya bersifat netral dan bukan tim pro yustitia.
Wakil Ketua TGPF Intan Jaya Sugeng Purnomo di Jayapura, Sabtu, mengatakan kehadiran timnya adalah untuk melakukan investigasi terhadap sejumlah kejadian sepanjang September 2020.
"Di mana semua informasi serta data yang diperoleh di lapangan dilaporkan langsung kepada Menko Polhukam," kata Sugeng.
Menurut Sugeng, tim yang kini berada di Intan Jaya bertugas mencari data, dengan harapan dapat bertemu dengan banyak pihak yang bisa menceritakan terjadinya kekerasan atas penembakan pada September 2020.
"Demikian halnya dengan tim yang kini berada di Jayapura, juga melakukan hal yang sama berupa pertemuan dengan aparat keamanan baik Polda dan Kodam, pemerintah, tokoh adat termasuk tokoh gereja," ujarnya.
Baca juga: Kondisi anggota TGPF korban penembakan di Intan Jaya stabil
Dia menjelaskan TGPF sendiri tidak pernah membatasi jika memang akan ada pertemuan dengan kelompok manapun.
"Kami ingin bertemu semua pihak yang bisa memberikan keterangan dan penjelasan bahwa fakta itu benar-benar bisa diambil kesimpulan untuk mengungkap kebenaran serta tidak pernah membatasi," katanya.
Dia menambahkan data yang diperoleh inilah yang selanjutnya akan disandingkan, sehingga ada kesimpulan kerja tim dan saran yang mungkin akan disusun bersama, hanya saja, dengan adanya insiden penyerangan ini pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap langkah-langkah selanjutnya.
Sebelumnya, dalam perjalanan kembali ke Sugapa dari Distrik Hitadipa, rombongan TGPF di serang dengan tembakan dari sisi kanan dan kiri. Penyerangan tersebut terjadi sekitar pukul 15.40 WIT di Kampung Mamba Bawah atau sekitar 4-5 Kilometer dari Ibu Kota Intan Jaya, Sugapa.
Baca juga: Waket TGPF: Bambang Purwoko peneliti dari UGM
Akibat penyerangan itu, salah seorang dari rombongan TGPF, Bambang Purwoko mengalami luka tembak di kaki kiri. Korban merupakan Dosen Fisip Universitas Gajah Mada yang memiliki pengalaman melakukan penelitian di wilayah Papua dan Papua Barat.
Korban lainnya, Sertu Faisal yang merupakan Anggota Waltus Pos Koramil Persiapan Hitadipa juga mengalami luka tembak di pinggul kiri.
Pada Sabtu pagi (10/10) korban yang terluka dievakusi dengan Helicopter Caracal TNI AU dari Sugapa, Intan Jaya pukul 07.00 WIT ke Timika, dilanjutkan dengan proses pemindahan ke pesawat Boeing TNI AU di Bandara Timika. Kemudian pada pukul 08.22 WIT dengan pesawat TNI AU menuju Jakarta dengan rute Timika-Hasanuddin-Jakarta.
Korban yang dievakusi adalah anggota TGPF Bambang Purwoko yang merupakan Dosen dan Peneliti dari Universitas Gadjah Mada, yang berpengalaman meneliti di Papua dan pernah menjadi ketua Pokja Papua UGM.
Korban kedua yang dievakuasi adalah Sersan Satu TNI Faisal Akbar, Anggota Satgas Apter Hitadipa dari satuan asal Kodim 1304 Gorontalo.
Bambang mengalami luka tembak pada bagian kaki, sedangkan Sersan Satu Faisal tertembak dibagian pinggang.
Baca juga: Rombongan TGPF Intan Jaya ditembak, kondisi Bambang Purwoko sadar
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020