"Kita tes usap PCR kan sudah sekitar 8.000, hampir satu persen dari total jumlah penduduk di Bantul yang sekitar satu juta orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharjo di Bantul, Sabtu.
Baca juga: Dinkes Bantul giatkan tracing dan testing meski kasus COVID-19 stabil
Baca juga: Bantul pastikan surat penutupan usaha akibat pegawai COVID-19, palsu
Dia mengatakan satu persen dari jumlah penduduk Bantul yang hampir satu juta jiwa adalah 10 ribu orang, sehingga angka tersebut merupakan target dari pelaksanaan tes akurat deteksi virus corona yang diupayakan Dinkes melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Bantul.
Oleh sebab itu, kata dia, upaya tes usap massal masih akan digencarkan tim Satgas COVID-19 setidaknya hingga mencapai target sasaran 10 ribu orang, bahkan bulan depan rencananya ada mobil PCR yang disiagakan di Bantul untuk percepatan pemetaan kasus COVID-19 di masyarakat.
"Pak Pjs (Penjabat sementara) Bupati peduli sekali dengan ini, mudah-mudahan sampai akhir tahun target itu selesai. Kalau targetnya sudah tercapai, kita bisa sampaikan kalau kasus sudah turun, atau naik, atau sudah landai, kalau belum tercapai kita belum bisa omong," katanya.
Menurut dia, selama ini yang menjadi kendala dalam melakukan tes usap karena sebagian orang masih takut dengan sakit saat dites, kemudian hasilnya kalau terkonfirmasi positif itu bagaimana, baik keluarga dan sebagainya, dan stigma masyarakat yang masih perlu dipersiapkan.
"Kemudian, menunggu hasil tes usap itu juga stresnya luar biasa, karena harus menunggu empat hari, tapi kalau ada mobil PCR kita tes usap, kemudian tinggal omong-omong siangnya sudah keluar, sehingga tidak sempat stres," katanya.
Baca juga: Tes usap COVID-19 massal Dinkes Bantul tidak temukan hasil positif
Baca juga: Dinkes: 80 persen pasien positif COVID-19 di Bantul tidak bergejala
Baca juga: Dinkes Bantul: Warga jangan kucilkan ODP dan PDP COVID-19
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santosa mengatakan dari hasil sekitar 8.000-an tes usap itu, yang terkonfirmasi positif sesuai data hingga Jumat (9/10) berjumlah 766 orang, sembuh 662 orang, kasus positif meninggal 22 orang, sehingga pasien positif aktif yang masih isolasi ada 82 orang.
"Dari kasus yang meninggal itu, yang belum diketahui komorbid (penyakit penyerta) lima orang, itu karena sampai meninggal dokter penanggung jawab tidak tahu ada komorbid atau tidak, kemungkinan tidak pernah periksa juga bisa," katanya.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020