Jakarta (ANTARA) - Salah satu pimpinan Badan Wakaf Indonesia Imam T Saptono bisa sembuh dari penyakit COVID-19 setelah sempat dipasangkan alat bantu napas ventilator di ruangan perawatan intensif (ICU).
Imam dalam bincang-bincang dengan tema perilaku hidup aman selama pandemi yang diselenggarakan Himpunan Alumni IPB melalui telekonferensi yang dipantau di Jakarta, Sabtu, menjelaskan dirinya bisa sembuh dari COVID-19, bahkan hanya dengan menggunakan alat ventilator selama empat hari.
Baca juga: Wapres dorong BWI lakukan diversifikasi harta wakaf
Baca juga: Ketimbang zakat, potensi wakaf untuk kesejahteraan umat lebih besar
"Kata dokternya, ini rekor saya pasien yang menggunakan ventilator tercepat dengan kondisi terburuk," kata Imam.
Imam yang juga alumni IPB tersebut, menjelaskan dirinya dipasangi alat ventilator pada hari ke-13 setelah dinyatakan positif COVID-19. Sebelumnya, Imam dirawat di ruangan rawat inap rumah sakit dengan dibantu selang oksigen.
Semasa dirawat, Imam mengalami diare hebat selama beberapa hari yang membuatnya kelelahan dan tidak bisa istirahat karena hanya bisa tidur dua jam dalam sehari dengan bantuan obat tidur. Hingga akhirnya Imam dibawa ke ruangan ICU dan dipasangkan ventilator untuk membantu paru-paru agar tetap bisa bernapas.
"Saat masuk ICU badan saya sangat lemah, hampir pingsan. Menjelang pingsan saturasi oksigen turun ke 85, dan dokter putuskan pasang ventilator," kata Imam.
Pada saat tersebut Imam merasakan bahwa dirinya tidak lama lagi akan meninggal, sehingga menelepon istrinya untuk pamit dan meminta doa. Bahkan, untuk mengangkat tangan saja Imam sudah tidak memiliki tenaga hingga akhirnya dibius sebelum dipasang ventilator.
Ketika tersadar Imam merasa berada di titik terendah dalam hidupnya dengan kondisi keadaan yang sangat buruk karena paru-paru di dalam tubuhnya hanya bisa bekerja 20 persen sedangkan sisanya dibantu oleh ventilator.
Imam mengaku mendapatkan dukungan dari teman SD, SMP, SMA, kuliah, hingga kantor-kantor tempat dia bekerja melalui video yang dititipkan melalui perawat di rumah sakit. Dari situlah Imam merasakan semangat dan optimistisnya terbangun kembali.
Baca juga: Generasi muda disasar Badan Wakaf Indonesia untuk literasi
Selain itu, Imam juga diberikan obat antibodi atau imunoglobulin untuk mempercepat kesembuhannya dari penyakit COVID-19. "Saya tidak tahu mana yang efektif, tapi setelah hari keempat ventilator dilepas," kata dia.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020