"Bagi saya partisipasi perempuan turut menentukan aspirasinya berkaitan dengan kebijakan properempuan. Pilkada hasil apapun, harus ada aspirasi masyarakat," kata Komisioner KPI Pusat Nuning Rodiyah saat seminar nasional tentang peran perempuan dan dukungan media untuk menentukan partisipasi masyarakat di Kediri, Jawa Timur, Jumat.
Ia mengatakan peran perempuan sebenarnya cukup dominan. Seluruh kebijakan dari segala sektor juga bersentuhan langsung dengan kebutuhan perempuan.
Untuk itu, kata Nuning, diharapkan dalam pilkada aspirasi masyarakat bisa tersalurkan dengan baik.
Dirinya juga mengakui bahwa fenomena kotak kosong dengan pasangan calon tunggal, seperti pilkada di Kabupaten Kediri juga menjadi salah satu tantangan baik bagi perempuan maupun bagi media. Namun, ia berharap hal itu tidak menjadi kendala tersendiri dalam pilkada.
Baca juga: KPU Sulteng: Perempuan penting terlibat untuk sukseskan Pilkada
Media, lanjutnya, juga harus secara terbuka dan apa adanya memberitakan informasi terkait dengan pilkada dengan berimbang.
Untuk itu, intensitas untuk membicarakan pasangan calon termasuk calon perempuan di Pilkada Kabupaten Kediri juga harus lebih giat lagi.
"Kotak kosong itu bagian fakta, bukan berarti tidak boleh memberitakan yang mendorong gerakan golput. Padahal, golput itu tidak mencoblos, atau tidak datang. Sangat sah (memberitakan kotak kosong). Ini edukasi ke masyarakat faktanya seperti apa. Namun, harus menampilkan fakta cover both side," ujar dia.
Sementara itu, praktisi hukum dan akademis Dian Ferricha yang juga hadir dalam acara seminar itu menambahkan bahwa perempuan harus disadarkan perannya dalam pilkada. Selama ini, perempuan masih dianggap sebagai subjek bahkan masih dinilai kaum lemah. Padahal, peran perempuan sangat besar.
"Peran perempuan di Kediri ini sangatlah kuat. Ambil contoh, Ketua KPU, Bawaslu Kabupaten Kediri adalah perempuan. Bupatinya juga perempuan, jadi peran perempuan sangat diperlukan," kata Dian yang juga dosen IAIN Tulungagung ini.
Baca juga: KPPG: Perempuan harus jeli pilih calon pemimpin di Surabaya
Dian menambahkan, perempuan sebagai madrasah dan tiang negara. Di rumah, peran perempuan sangat besar terlebih lagi memberikan arahan kepada anak.
Selain itu, lanjut dia, populasi perempuan juga lebih besar jika dibandingkan laki-laki. Seharusnya, untuk mengakses informasi, sarana dan prasarana dapat dilakukan dengan sistematis serta terorganisir.
"Perempuan harus saling mendukung. Jangan hanya melakukan partisipasi pasif, tapi juga partisipasi aktif," ungkap Dian.
Sementara itu, Komisioner Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih (Sosdiklih), Sumber Daya Manusia (SDM) dan Partisipasi Masyarakat (Parmas) KPU Kabupaten Kediri Nanang Qosim mengatakan KPU Kabupaten Kediri sengaja menyelenggarakan seminar tentang peran perempuan ini.
"Sosialisasi ini dilakukan untuk meningkatkan peran perempuan dalam Pilkada Kediri 2020. Perempuan diminta aktif dan mempergunakan hak suaranya," kata Nanang.
Acara tersebut diselenggarakan di salah satu hotel wilayah Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Acara dihadiri sejumlah tamu undangan yang mayoritas perempuan. Kegiatan tersebut juga tetap menerapkan protokol kesehatan ketat dengan mengenakan masker dan jaga jarak.
Baca juga: 452 srikandi pengawas pemilu deklarasikan kesiapan awasi Pilkada 2020
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020