London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak turun pada Kamis karena aksi ambil untung satu hari setelah naik sebagai reaksi terhadap berita tentang permintaan energi yang kuat di Amerika Serikat, kata para pedagang, yang melihat ke depan untuk pertemuan OPEC minggu depan.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, turun 21 sen menjadi 81,88 dolar per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April menyusut 30 sen menjadi 80,17 dolar per barel di akhir perdagangan London.
Pedagang, selain mengambil keuntungan dari kenaikan pada Rabu, mereka juga tampak melihat ke depan untuk sebuah pertemuan produksi Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada minggu depan.
Menteri OPEC Qatar mengatakan pada Kamis bahwa ia tidak mengharapkan kartel untuk mengubah kuota produksi resmi ketika mereka bertemu Rabu depan.
"Saya kira tidak akan ada perubahan," kata Menteri Energi Qatar Abdullah bin Hamad al-Attiyah kepada AFP.
"Persediaan yang tinggi" meskipun data terbaru AS, katanya.
"Tidak ada kepanikan atau masalah dengan pasokan. Tidak ada alasan untuk memotong atau bahkan untuk meningkatkan," tambah menteri.
Harga minyak telah ditutup lebih tinggi Rabu di tengah berita bahwa stok bahan bakar di Amerika Serikat telah turun tajam minggu lalu.
Departemen Energi AS (DoE) melaporkan penurunan besar dalam cadangan bensin dan sulingan, yang termasuk bahan bakar diesel dan pemanas.
Pasar juga mendapat dukungan Rabu dari berita tentang kenaikan ekspor China dan kenaikan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia oleh OPEC.
Sementara itu pada Kamis, kelompok energi Shell mengatakan telah menutup dua pabrik gas pemasok pembangkit listrik Nigeria karena pihaknya akan melakukan perbaikan pada pipa pasokan yang rusak di kawasan penghasil minyak.
"Kami telah menutup pabrik gas Sapele dan Oben untuk alasan teknis. Penutupan akan bersifat sementara karena perusahaan bekerja siang-malam untuk memulihkan produksi normal," kata juru bicara Shell Precious Okolobo kepada AFP.
Penutupan sementara diperlukan untuk memungkinkan perbaikan pada Pipeline Trans Forcados (TFP) yang telah disabotase oleh orang tak dikenal, katanya.
Kawasan penghasil minyak Nigeria selatan kembali ke stabilitas setelah bertahun-tahun rusuh di mana negara, eksportir minyak mentah terbesar kedelapan dunia ini, memperkirakan produksinya berkurang sepertiga.
Kembali di London pada Kamis, raksasa energi Inggris BP mengumumkan sebuah kesepakatan besar yang akan memberikan raksasa energi Inggris pijakan pertamanya di Brasil.
BP menyatakan akan membayar perusahaan AS Devon Energi 7,0 miliar dolar (5,1 miliar euro) untuk aset di Brasil, Azerbaijan dan Teluk Meksiko. (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010