Sanaa (ANTARA News/AFP) - Tiga aktivis kemerdekaan Yaman selatan tewasdan lima lain terluka Kamis ketika demonstrasi di kota-kota selatanmenyulut bentrokan dengan polisi dan pawai simpati di wilayah utarayang menentang tindakan keras aparat.
Dua pengikut GerakanSelatan tewas dan dua lain cedera dalam tembak-menembak selama protesdi kota Daleh, kata seorang tokoh oposisi utama yang tidak bersediadisebutkan namanya.
Seorang aktivis lagi tewas dan tiga lain cedera dalam bentrokan serupaketika polisi berusaha menguasai lagi sebuah bangunan pemerintah yangdiduduki oleh para aktivis separatis di kota Tur al-Bahah di provinsiLahij, kata satu sumber lain.
Demonstran mengacungkan bendera eks-Yaman Selatan dan meneriakkanslogan-slogan separatis seperti "Revolusi Selatan", kata beberapa saksimata.
Protes pro-kemerdekaan meningkat di wilayah selatan di tengah memburuknya ekonomi di Yaman.
Yaman Selatan independen sejak 1967 sampai negara itu bersatu denganYaman Utara pada 1990. Upaya pemisahan diri lagi pada 1994 menyulutperang saudara singkat yag berakhir ketika wilayah selatan dikuasaioleh pasukan utara.
Senin, Presiden Ali Abdullah Saleh memperingatkan separatis agar tidakmelawan pasukan keamanan, namun ia juga menawarkan dialog mengenaituntutan mereka.
"Bendera-bendera separatis akan dibakar dalam beberapa hari dan pekanmendatang... Jika ada tuntutan politik, itu disambut baik. Datang untukberdialog," katanya.
Di Yaman bagian utara, partai-partai oposisi mengorganisasi demonstrasiuntuk menentang apa yang mereka anggap pendekatan keras pemerintah diwilayah selatan.
Ribuan orang mengambil bagian dalam pawai itu untuk memprotesmiliterisasi wilayah selatan dan menunjukkan solidaritas mereka padatuntutan Gerakan Selatan.
Kekerasan di Yaman bagian selatan meningkat dalam beberapa pekan iniketika separatis yang memprotes pemerintah Presiden Ali Abdullah Salehbentrok dengan pasukan keamanan yang menewaskan tiga polisi dan limapemrotes.
Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk RepublikYaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjaditempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utaramenggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam danmendiskriminasi mereka.
Mantan pemimpin selatan mengatakan bahwa penyatuan wilayah utara danselatan Yaman telah gagal, dan ia menuduh pemerintah menggunakankekerasan yang menyulut gerakan pemisahan di selatan.
"Yang diperlukan sekarang adalah hubungan itu diurai lagi karenapenyatuan yang kita perjuangkan telah gagal sepenuhnya," kata mantanPresiden Ali Salem al-Beidh kepada Radio Sawa yang didanai AS, sepertidisiarkan situs berita stasiun tersebut belum lama ini.
Ketegangan meningkat di Yaman selatan setelah seorang pemrotes tewasditembak polisi pada 13 Februari. Insiden itu menyulut kerusuhan dimanaseparatis membakar pertokoan milik orang utara dan berusaha memblokadesebuah jalan utama.
Pihak berwenang melakukan operasi keamanan dan menangkap sekitar 180 orang di provinsi-provinsi selatan.
Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman tidakmendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama denganpengkhianatan.
Selain menghadapi gerakan separatis di wilayah selatan, Yaman, negaratermiskin di dunia Arab, juga memerangi pemberontakan Syiah di wilayahutara dan kelompok Al-Qaeda.
Pemberontak utara dan pemerintah telah menyetujui gencatan senjatauntuk mengakhiri perang di kawasan tersebut. Sejumlah gencatan senjatasebelumnya tidak berhasil ditegakkan.
Gencatan senjata yang mulai berlaku Jumat (12/2) itu merupakan upayaterakhir pemerintah untuk mengakhiri pemberontakan di wilayah utarayang telah menewaskan ribuan orang dan mengakibatkan 250.000 orangmengungsi.
Kelompok pemberontak Zaidi atau Huthi, nama almarhum pemimpin mereka,berpangkalan di daerah pegunungan di perbatasan Arab Saudi, dimanamereka terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Yaman dan Saudi.
Pasukan pemerintah terlibat dalam pertempuran sporadis dengan kelompok Syiah itu sejak 2004.
Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara ituakan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untukmemperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnyamenjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.
Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAPmenyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang ASpada Hari Natal.
AQAP menyatakan pada akhir Desember, mereka memberi tersangka wargaNigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepadaorang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.
Selain pemberontakan, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini. (M014/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010