"Ini tantangan kita, karena digitalisasi ekonomi mensyaratkan kemampuan SDM, terutama dalam menghadapi pola ekosistem bisnis baru," kata Wamendes dalam sesi diskusi bertajuk Digitalisasi Ekonomi Desa yang diselenggarakan oleh BNI di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan pandemi COVID-19 telah mendorong masyarakat untuk lebih memahami pentingnya sistem digital dalam menunjang aktivitas sehari-hari di tengah wabah tersebut.
Untuk itu, Wamendes berharap proses digitalisasi tersebut tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di perkotaan, tetapi juga di perdesaan.
"Kita berharap digitalisasi ini bukan hanya di perkotaan, tapi juga di desa. Jangan sampai desa ini hanya menjadi penonton dari sebuah proses digitalisasi yang melanda di seluruh dunia," katanya.
Untuk menyambut era digital tersebut, menurutnya, dibutuhkan SDM yang berkualitas sehingga proses digitalisasi di desa dapat juga memajukan perekonomian desa.
Oleh karena itu, Wamendes mengatakan dibutuhkan beberapa hal untuk mewujudkan digitalisasi ekonomi di perdesaan, antara lain adalah perlunya anak-anak muda untuk tetap tinggal di desa guna membantu pembangunan desa. Kemudian mereka juga perlu dilatih sehingga menjadi SDM yang kreatif dan inovatif.
“Masih banyak anak muda yang menetap di desa, SDM-nya kreatif dan inovatif, dan partisipasi warga itu sendiri. Itu kunci menuju desa maju," ujar Budi Arie.
Sementara itu, selain dibutuhkan SDM yang kreatif dan inovatif, upaya untuk mewujudkan digitalisasi ekonomi di desa juga memerlukan aspek kebijakan atau regulasi, infrastruktur, kelembagaan dan ekosistem.
Pewarta: Katriana
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020