Aceh Barat (ANTARA News) - Mudzakarah dan silahturrahmi ulama se-Asia Tenggara yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat di kota Meulaboh 9-10 Maret 2010 menghasilkan tiga rekomendasi.
Juru bicara Pemkab Aceh Barat, Mursalim di Meulaboh, Kamis, mengatakan tiga rekomendasi dari mudzakarah yang diikuti 400 lebih pemuka agama dari delapan negara dan beberapa provinsi di Indonesia serta 23 kabupaten/kota di Aceh itu mendesak Pemerintah Aceh melaksanakan syariat Islam secara kaffah.
Selanjutnya, mendesak pemerintah Aceh untuk lebih memprioritaskan pendidikan dayah, majelis taklim, dan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan lainnya sebagai sumber pengkaderan umat dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan syariat Islam secara kaffah.
Ketiga, silahturrahmi dan mudzakarah ulama perlu diselenggarakan dua tahun sekali untuk tingkat provinsi, tiga tahun sekali untuk tingkat nasional, dan satu tahun sekali untuk tingkat internasional sebagai upaya meningkatkan kinerja para pemuka agama islam dalam membina dan mempersatukan ummat menuju makrifatullah.
"Ketiga rekomendasi itu diharapkan dapat diimplementasikan oleh Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat serta negara-negara Islam," kata Mursalim.
Menurutnya, peserta mudzakarah juga menilai pelaksanaan syariat Islam secara kaffah mutlak diperlukan pengetahuan tentang ilmu tauhid, fikhih dan tasawuf yang saling mengikat serta mengamalkannya secara integral di seluruh aspek kehidupan.
"Peserta juga menilai tidak ada pertentangan antara ulama mutakallim dan sufi dalam materi aqidah, namun perbedaannya hanya dalam menempuh makrifatullah," katanya.
Mursalim juga mengatakan kegiatan yang diikuti ulama dari negara Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Thailand, Kamboja, Turki, Saudi Arabia dan Yaman itu mendapat sambutan positif dari masyarakat kota yang dikenal dengan sebutan negeri tauhit tasawuf tersebut.
Sementara itu Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Barat, M Nur Djuned mengatakan Meulaboh akan dijadikan kota yang menyandang sebagai daerah tauhid tasawuf di Indonesia.
"Dengan menyandang sebagai kota tauhid tasawuf kami akan memprioritaskan pembinaan pengajian, pengembangan pasantren dan dayah," katanya.
(T.KR-IRW/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010