Teheran (ANTARA News/Reuters) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memperingatkan negara-negara Teluk, Kamis, terhadap kehadiran Amerika Serikat di kawasan itu, mengatakan Washington bertujuan untuk menguasai sumber-sumber energi mereka atas nama perang terhadap terorisme.
Iran menentang kehadiran militer AS di perbatasannya di irak. Afghanistan dan Teluk, mengatakan intervensi militer Barat adalah akar ketidakamanan di kawasan itu.
"Kami memperingatkan negara-negara di kawasan itu menyangkut kehadiran kekuatan-kekuatan yang menggangu... mereka datang ke sini tidak untuk memulihkan keamanan atau memerangi perdagangan narkoba," kata Ahmadinejad dalam pidato ketika mengunjungi provinsi Hormuzqan di selatan.
Presiden itu menuduh Barat berencana untuk menguasai sumber-sumber energi di Teluk.
Ketegangan antara Iran dan Barat meningkat menyangkut program nuklir negara Islam itu , dengan negara-negara Barat menyerukan pengenaan sanksi PBB babak keempat karena penolakan Teheran menghentikan kegiatan pengayaan uraniumnya.
Barat menduga Iran sedang berusaha membuat senjata atom. Teheran mengatakan pihaknya berencana hanya untuk fasilitas-fasilitas nuklir sipil.
Washington dan sekutu-sekutu Baratnya mengatakan mereka menginginkan satu penyelesaian diplomatik tetapi tidak mengesampingkan aksi militer terhadap republik Islam itu .
"Pesan Iran ke negara-negara di kawasan itu tidak ada apa-apa tetapi pesan pesan persahabatan dan persaudaraan," kata Ahmadinejad kepada massa di ibu kota provinsi itu , Bandar Abbas.
Amerika Serikat, Januari mengatakan pihaknya memperluas sistem pertahanan rudal di dan sekitar Teluk--satu jalur perairan penting bagi pasokan minyak internasional-- untuk menghadapi apa yang dianggapnya sebagai ancaman rudal Iran yang meningkat.
Iran mengecam tindakan itu dan menuduh Washington berusaha membangkitkan " Iran fobi".(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
negara tirani adalah yang menekan rakyatnya untuk melek informasi , melek pengetahuan , melek hak-hak azasi manusia.
negara tirani adalah negara yang tidak pakai militer untuk menekan rakyatnya