Washington (ANTARA News) - Keputusan Menteri Keuangan AS dalam restrukturisasi utang GMAC akan meningkatkan beban "bailout" dari dana pembayar pajak untuk menyelamatkan perusahaan pembiayaan otomotif itu, selain langkah itu merupakan strategi yang kurang tepat, demikian sebuah lembaga pengawas "bailout", seperti dikutip Reuters, Kamis.
Panel Pengawas Kongres (Congressional Oversight Panel), dalam laporan bulanan terbarunya, menyebutkan bahwa meksipun sudah tiga kali dibailout dengan nilai total 17,2 miliar dolar AS, GMAC Financial Services tetap sempoyongan mengatasi utang hipotek bermasalahnya.
"Panel tetap tidak yakin bahwa pemailitan itu bukan opsi yang layak pada 2008. Dibandingkan dengan pailit Chrysler dan General Motors, Departemen Keuangan tampaknya mengorkestrai pailit strategis untuk GMAC," demikian laporan itu.
Lembaga pengawas eksekutif ini mengatakan restrukturisasi kepailitan bisa mengamankan lini bisnis pendanaan otomotif milik GMAC, sementara menyapih Residential Capital, lengan bisnis kredit perumahan milik GMAC, yang tetap menjadi sandaran utama perusahaan itu.
Pemailitan, dan mungkin malah meleburkan GMAC ke GM (General Motor), justru bisa menyelamatkan kreditor, kata Panel.
Namun Departemen Keuangan memilih membiarkan GMAC ambruk akhir 2008 sehingga memaksa diberlakukannya opsi (bailout) pada 2009 manakala industri otomotif direstrukturisasi, demikian Panel.
Pemerintahan Obama saat ini memperkirakan kerugian pembayar pajak di AS akibat "bailout" GMAC setidaknya mencapai 6,3 miliar dolar AS.
Menyusul penyuntikan modal yang dilakukan baik oleh pemerintahan Bush maupun Obama, pemerintah AS menjadi menguasai 56,3 persen saham milik kreditor perusahaan itu, yang menjadi sumber utama keuangan dari GM dan Chrysler.
Panel juga mengkritik Departemen Keuangan karena perlakuan tidak konsistennya terhadap GMAC.
Dana bailout untuk kreditor diklasifikasikan di bawah program pendanaan industri otomotif dari Program Pemulihan Asset Bermasalah senilai 700 miliar dolar AS, tapi pada praktiknya Departemen Keuangan memperlakukan perusahaan itu bagai sebuah bank raksasa seperti Citigroup, kata laporan Panel itu.
Departemen Keuangan AS menghapus (dilusi) saham biasa atas nama milik GM dan Chrysler, namun pemegang saham utama GMAC termasuk Cerberus Capital Management, kendati didilusi, tetap untung karena mendapat dana dari pembayar pajak.
Departemen Keuangan terbukti mendanai GMAC di bawah program uji stres perbankan, tahun lalu, namun malah menyediakan dana 3,8 miliar dolar AS dibawah program otomotif.
Strategi Keluar
Panel Pengawas pimpinan profesor Fakultas Hukum Universitas Harvard (Harvard Law School) sekaligus pakar kepailitan, Elizabeth Warren, juga mengatakan Departemen Keuangan harus menuntut GMAC agaru membuat rencana bisnis yang layak untuk mengatasi hipoteknya yang bermasalah dan strategi jangka pendek sebagai jalan keluar perusahaan itu, seperti dituntut pemerintah kepada GM dan Chrysler.
"Berkaitan dengan skala kerugian potensial (pembayar pajak) ini, Panel sangat prihatin bahwa Departemen Keuangan tidak mewajibkan GMAC memaparkan strategi jelas sampai kelayakannya, atau strategi bagaimana membayarkan kembali dana pembayar pajak.
"Lebih dari setahun berlalu sejak pemerintah melakukan 'bail out' pertama kepada GMAC, dan selama itu pula pembayar pajak tidak melihat strategi jelas mengenai apa yang berlalu kemudian" kata Panel itu dalam laporannya.
Departemen Keuangan telah menyatakan bahwa pemailitan GMAC terlalu banyak menelan biaya, membutuhkan 40 sampai 50 miliar dolar AS dana pembayar pajak.
Itu akan berdampak pada pemailitan institusi lebih besar seperti GM dan Chrysler, kata Ron Bloom, pejabat pemerintahan Obama yang membidangi otomotif dan industri kepada Panel itu bulan lalu.
Gagalnya pembiayaan ini akan membangkrutkan industri otomotif karena tercekat oleh turunnya penjualan, kata Bloom.
"Setelah analisis dan pertimbangan yang mendalam, Departemen Keuangan memandang kebijakan 'bailout' kurang begitu memakan dana besar dan kurang merugikan, dibandingkan semua opsi yang tersedia," kata Juru Bicara Departemen Keuangan Meg Reilly, dalam pernyataannya, Rabu.
"Jika Departemen Keuangan membiarkan GMAC bangkrut, tidak ada satu pun pesaing atau kelompok pesaing yang mau mengambialih portofolio seluruh utang GMAC," kata Reilly, seraya menambahkan bahwa GM telah menaksir bahwa provider baru memerlukan waktu maksimal enam bulan untuk membangun infrastruktur guna menutup lubang yang timbul akibat kesalahan GMAC.
Para pejabat Departemen Keuangan berharap bisa menjual GMAC melalui penawaran perdana saham perusahaan itu (go public), namun rencana itu ditangguhkan karena langkah itu baru membutuhkan waktu setidaknya setahun lagi ke depan. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010