Para pejabat lokal dan penduduk setempat sebelumnya mengatakan lebih 500 orang tewas, umumnya wanita dan anak-anak dalam aksi kekerasan akhir pekan tersebut.
Ikechukwu Aduba, jurubicara kepolisian negara bagian itu mengungkapkan revisi jumlah korban tewas itu dalam jumpa pers di Jos, Rabu.
Bentrokan etnis itu terjadi menyusul krisis di Jos pada 17 Januari lalu ketika sejumlah pemuda menyerang gereja St. Michael`s Anglican di Nasawara Gwom.
Sementara itu, warga dari lokasi terjadinya bentrokan sektarian itu telah mulai kembali ke rumahnya pada Rabu pagi, setelah melarikan diri dari bakutembak, kata seorang saksi mata.
Berbicara lewat telepon dari rumahnya di Bukka Uku, sekitar empat kilometer selatan Jos, Josephine Emmanuel mengatakan bahwa dia dan penduduk desa yang lain telah berlindung di barak polisi Selasa malam, setelah mendengar bakutembak.
Namun, diketahui kemudian bahwa para prajurit menembak ke udara untuk membubarkan kerumunan anak muda etnis Berom setelah seorang pria Muslim Fulani ditangkap.
"Kami ketakutan akibat baku tembak itu dan kami pun meninggalkan rumah untuk berlindung di barak polisi," kata Josephine Emmanuel, seorang warga di Bukka Uku kepada AFP.
"Kami kembali pulang setelah dipastikan bahwa itu bukan bakutembak," kata dia dan menambahkan, "Para prajurit masih berkeliaran untuk memastikan tidak ada lagi kekerasan." (M043/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010