Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Dua serangan rudal AS pada Rabu menewaskan sedikitnya 12 militan di kawasan suku Pakistan dekat perbatasan Afghanistan, kata sejumlah pejabat.

Serangan pertama terjadi pada pukul 20.00 waktu setempat (pukul 22.00 WIB) di desa Mizar Madakhel, sekitar 50 kilometer sebelah barat Miranshah, kota utama di Waziristan Utara, yang segera diikuti dengan serangan kedua.

Delapan militan tewas ketika pesawat tak berawak AS menembakkan empat rudal yang menghantam sebuah kendaraan dan sebuah bangunan yang digunakan oleh gerilyawan, kata seorang pejabat keamanan senior di daerah itu.

Ia menambahkan bahwa serangan kedua yang menewaskan empat orang terjadi setelah selang waktu singkat. Serangan itu ditujukan pada dua kendaraan yang sedang digunakan militan untuk membawa mayat dari lokasi serangan pertama.

"Tiga rudal ditembakkan dalam serangan kedua, yang menewaskan empat pemberontak," katanya.

Seorang pejabat lain intelijen mengkonfirmasi serangan-serangan itu dan jumlah korban. Ia menyatakan, masih belum jelas apakah ada "sasaran bernilai tinggi" yang berada di daerah itu, yang disebut-sebut sebagai pangkalan panglima militan lokal Hafiz Gul Bahadur.

Pesawat tak berawak AS secara rutin menyerang komandan-komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku semi-otonomi Pakistan, yang dianggap oleh Washington sebagai markas global Al-Qaeda.

Serangan pesawat tak berawak AS di Miranshah pada Februari menewaskan Mohammed Haqqani, seorang saudara dari panglima perang kelompok terkait Al-Qaeda, Sirajuddin Haqqani, yang jaringannya memerangi pasukan AS dan Barat di Afghanistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan serangkaian serangan di kawasan suku baratlaut Pakistan pada Januari, sebagian besar terpusat di daerah sekitar Miranshah.

Pada 2 Februari, serangan rudal oleh pesawat tak berawak AS terhadap sebuah markas gerilyawan di Waziristan Utara menewaskan sedikitnya 16 militan, namun sejak itu ada masa tenang dalam serangan udara semacam itu.

Pemerintah Pakistan terang-terangan mengecam serangan AS tersebut dan menganggapnya sebagai pelanggaran atas kedaulatan negara itu. Namun, para analis mengatakan bahwa Islamabad memberikan persetujuan diam-diam bagi serangan yang dilakukan oleh negara sekutunya itu.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010