"NATO telah minta Jordania untuk melatih polisi Afghanistan dan Jordania kini sedang mempelajari permintaan itu," kata Sharif pada wartawan pada konferensi pers, tanpa memerinci.
Pengumuman itu tiba tiga hari setelah kunjungan ke Jordania oleh Sekjen Pakta Pertahaan Atlantik Utara Anders Fogh Rasmussen, yang mana ia telah mengadakan pembicaraan dengan Raja Abdullah II dan beberapa pejabat senior.
Jordania telah melatih ribuan tentara dan polisi Irak dan Palestina.
Jordania mengakui negara itu memiliki peran anti-terorisme di Afghanistan setelah kematian seorang pejabat senior intelijen dan anggota keluarga kerajaan tersebut dalam pemboman bunuh diri Januari.
Kematiannya bersama dengan tujuh personel Badan Intelijen Pusat AS (FBI) telah menyoroti peran Jordnia dalam koalisi internasional tersebut di negara yang dirusak perang itu.
Laksamana James Starvidis, kepala Komando Eropa militer AS, mengatakan Selasa bahwa negara-negara NATO telah gagal untuk memenuhi janji memberikan ratusan personil guna melatih pasukan keamanan Afghanistan yang masih baru.
"Tepat samasekali untuk mengatakan bahwa NATO tidak mencukupi dalam memberikan pelatih-pelatih yang sangat penting itu," kata Starvidis dalam dengar pendapat Senat.
Ia menegaskan bahwa AS ingin rekan-rekan anggota NATO untuk menyumbang 1.278 pelatih tapi sejauh ini mereka hanya memberikan 541 pelatih. (S008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010