Mengimbau keluarga untuk disiplin melakukan 3M untuk mencegah penularan COVID-19.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan keluarga merupakan klaster paling strategis untuk dilakukan treatment dan diintervensi kampanye 3M untuk mencegah penularan COVID-19.
Hasto dalam talkshow Jaga Keluarga dengan 3M di media center Satgas COVID-19 di Jakarta, Kamis mengatakan sebelum klaster keluarga muncul, jika dilakukan tracing untuk meradikalisasi klaster itu sampai ke akar-akarnya tentu melalui kelompok-kelompok sebelumnya, misalnya perkantoran atau pasar.
"Tapi hari ini klaster-klaster itu sudah ketemu. Di mana? di keluarga, sehingga tidak bisa dihindari ketika ingin melakukan pencegahan di hulu, maka keluarga menjadi sentralnya," kata Hasto.
Mau tidak mau, suka tidak suka, menurut dia, keluarga menjadi klaster terakhir setelah klaster-klaster lain terlewati. Dan klaster keluarga akhirnya menjadi strategis untuk treatment dan diintervensi.
Ketika kampanye 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun) dikuatkan di tingkat keluarga, Hasto mengatakan anak-anak harus dapat menjaga orang tuanya yang komorbid. "Insya Allah dengan demikian bisa mencegah untuk mortalitas dan morbiditas. Karena mortalitasnya mayoritas dari orang-orang yang mempunyai komorbid," katanya.
Sementera itu, Kepala Sub-Bidang Sosialisasi Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Dwi Listyawardani mengatakan Bidang Sosialisasi Satgas COVID-19 memang khusus bertugas mengubah perilaku masyarakat, yang mana dibagi lagi menjadi subbidang sosialisasi, edukasi maupun mitigasi.
"Sudah memberikan semacam imbauan pada keluarga di Indonesia, mengimbau keluarga untuk disiplin melakukan 3M untuk mencegah penularan COVID-19," ujar Dani, sapaan akrab Dwi Listyawardani.
Yang dilakukan, menurut dia, memberikan nasihat tentang manfaat menjalankan 3M tersebut, mendorong agar masyarakat terus memakai masker dengan benar, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan dengan sabun. "Sasaran kami memang keluarga, karena kader kami rutin berkunjung ke keluarga di Indonesia," ujar dia.
Seperti sudah disampaikan sebelumnya, ia mengatakan semua bagian dari kelompok-kelompok masyarakat tadi pada akhirnya akan bertemu di dalam satu keluarga. Anggota keluarga yang mencari nafkah akan pulang ke rumah, di sana mungkin ada orang tua, anak, istri atau suami yang masing-masing memiliki derajat risiko tertular yang berbeda-beda pula.
Maka, Dani mengatakan masing-masing anggota keluarga harus mengambil peran, menjaga diri ketika berada di luar rumah, dengan menerapkan 3M dengan ketat. "Apalagi jika memang rumahnya berukuran kecil sehingga sulit untuk berjarak satu sama lain. Itu juga menjadi alasan di perkotaan tinggi klaster keluarga karena kadang ruang yang kecil sehingga sulit bagi anggota keluarga berjarak," katanya.
#satgascovid19 #jagajarak
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020