Bandarlampung (ANTARA) - Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung Irfan Fauzi Rachman mengatakan bahwa tak ada mahasiswa Lampung yang meninggal saat aksi demo menolak UU Cipta Kerja.
"Berita terkait mahasiswa ada yang meninggal saat kisruh demo Omnibus Law di DPRD Lampung pada Rabu (7/10) itu tak benar, " kata Irfan di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengakui ada beberapa mahasiswa yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit di Bandarlampung.
Baca juga: Polisi bantah kabar ada korban jiwa pada aksi massa di Lampung
Pihaknya telah menginventarisasi ke rumah sakit terkait jumlah korban mahasiswa yang sempat bentrok dengan aparat saat aksi demo penolakan UU Cipta Kerja kemarin.
Menurut dia, ada seorang mahasiswa korban aksi menolak UU Cipta Kerja, pada Kamis (8/10) sekitar pukul 09.00 WIB menjalani operasi di salah satu rumah sakit di Bandarlampung.
Irfan menjelaskan bentrokan yang terjadi antara aksi massa menolak UU Cipta Kerja dengan aparat bukan dipelopori mahasiswa.
"Kami melakukan aksi damai dan tertib. Dugaan kami ada penyusup dalam aksi tersebut sehingga menimbulkan chaos, " ujarnya.
Baca juga: Polisi amankan 11 orang setelah aksi massa yang ricuh di Lampung
Pihaknya akan terus menyuarakan penolakan UU Cipta Kerja karena akan merugikan, terutama bagi kalangan buruh.
"Hari ini kami bersama ratusan buruh melakukan aksi penolakan UU Cipta Kerja, " tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan ratusan buruh masih menggelar aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di Tugu Adipura Bandarlampung.
Baca juga: Polisi sebut 26 orang luka akibat aksi massa yang rusuh di Lampung
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020