Dengan gotong royong global, kita akan memiliki energi besar untuk menghadapi pandemi COVID-19

Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani menyuarakan pentingnya kerja sama dan gotong royong berbagai negara dalam menghadapi berbagai persoalan mulai dari kemanusiaan, ekonomi, lingkungan, hingga pandemi COVID-19.

"Dengan gotong royong global, kita akan memiliki energi besar untuk menghadapi pandemi COVID-19,” kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Hal itu disampaikan Puan saat memberikan sambutan dalam Peluncuran Buku Inter-Parliamentary Union (IPU) yang digelar untuk memperingati Hari Jadi IPU ke-130, Kamis.

Baca juga: Puan: Masyarakat telah bangun ketahanan sosial hadapi pandemi
Baca juga: Puan sampaikan capaian legislasi DPR


Puan mengatakan, sebelum COVID-19, kita sebagai masyarakat dunia juga sudah menghadapi tantangan-tantangan lain seperti perubahan iklim, menipisnya ketersediaan sumber daya alam dunia, perang dagang atau ekonomi, dan banyak lagi.

Menurut dia, berbagai tantangan global itu menunjukkan seluruh negara benar-benar sedang menguji kekuatan tali persahabatan antarnegara.

"Karena persoalan-persoalan yang dihadapi dunia saat ini dampaknya dirasakan lintas negara dan perlu diselesaikan bersama-sama oleh semua masyarakat dunia," ujarnya.

Dia menilai semua pihak harus sadar bahwa tidak ada negara yang akan bisa menang di dunia dengan cara menyendiri.

Puan mencontohkan, walaupun Indonesia terus bekerja keras mengatasi pandemi di dalam negeri, tetapi selama masih ada negara lain yang kesulitan mengatasinya maka Indonesia tidak akan pernah benar-benar aman dari COVID-19.

Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, contoh lain pentingnya gotong royong skala global adalah terkait pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs yang sejak awal sudah ditetapkan sebagai target untuk masyarakat, dan untuk bumi.

"Ini sejalan dengan sebuah istilah dalam budaya Jawa di Indonesia, yaitu mukti siji, mukti kabeh, yang artinya kurang lebih makmur satu, makmur semua," katanya.

Puan mengungkapkan IPU sebagai organisasi pionir dan visioner karena sejak 1889, para pendiri IPU, William Randal Cremer dan Frederic Passy, sudah menyadari pentingnya dialog dan kerja bersama antarnegara.

"Waktu itu belum terbayang akan ada yang namanya LBB (Liga Bangsa-Bangsa) dan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), IPU-lah salah satu yang membuka jalan, IPU membuka mata dunia bahwa organisasi multilateral dapat dan perlu didirikan jika kita ingin mencapai tujuan bersama di tingkat global," katanya.

Baca juga: Puan ajak DPD gotong royong jalankan mandat rakyat
Baca juga: Puan minta peserta-penyelenggara pilkada patuhi protokol kesehatan
Baca juga: Puan: Jangan ada pihak dirugikan oleh RUU Ciptaker


Puan mengatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 terdapat amanah agar Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Bahkan menurut dia, Presiden pertama Indonesia Sukarno sejak tahun 1945 sudah mengutarakan bahwa "Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa".

Acara tersebut juga dihadiri Presiden Inter-Parliamentary Union, Gabriela Cuevas, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, serta pimpinan dan anggota Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR-RI.

Baca juga: Anggota DPR: TNI-Polri harus hentikan konflik di Intan Jaya
Baca juga: KPU diminta koordinasi TNI-Polri antisipasi pelanggaran prokes Pilkada

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020