Mexico City (ANTARA) - Ilmuwan Meksiko Mario Molina, yang menjadi pemenang pertama Hadiah Nobel Kimia di negaranya atas karyanya tentang ancaman terhadap lapisan ozon dari chlorofluorocarbons (CFC), meninggal pada usia 77 tahun, kata pemerintah pada Rabu.
Molina, yang merupakan salah satu ilmuwan paling terkemuka di Meksiko, melakukan beberapa eksperimen pertamanya pada usia muda di rumah masa kecilnya sebelum menjadi seorang pakar kelas dunia tentang perubahan iklim.
Pemerintah Meksiko dan universitas almamaternya mengumumkan kematian Molina, tetapi belum menyebutkan penyebab kematiannya.
Lahir di Mexico City, Molina adalah lulusan National Autonomous University of Mexico (UNAM) dan mengambil gelar pascasarjana di universitas di Jerman dan California, Amerika Serikat.
Baca juga: Para ahli serukan langkah kuat lindungi lapisan ozon
Baca juga: Lapisan ozon perlahan membaik
Pada 2008, ia ditunjuk sebagai penasihat ilmiah untuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan juga menjadi penasihat pihak berwenang di ibu kota Meksiko tentang upaya untuk mengurangi kabut asap dan polusi udara, yang menjadi masalah kronis di kota metropolitan.
Ketika Molina masih kecil, orang tuanya membelikannya mikroskop. Dia ingat pernah mengubah satu kamar mandi menjadi laboratorium darurat, dan Molina pada usia 10 tahun sudah melahap biografi para peraih Nobel, seperti Marie Curie.
Pada 1995, Molina, Frank Sherwood Rowland, dan Paul Crutzen dianugerahi Penghargaan Nobel untuk karya mereka yang menunjukkan bahwa CFC yang digunakan dalam kaleng semprot dapat merusak lapisan ozon.
Molina bekerja di Scripps Institution of Oceanography di University of California di San Diego (UCSD), sebuah pusat pembelajaran utama tentang fenomena yang terkait dengan perubahan iklim.
Komitmen Molina untuk memerangi pemanasan global membuat dia berselisih dengan pemerintah Meksiko saat ini, yang telah mengejar agenda energi yang bertujuan untuk memperkuat perusahaan energi negara yang model bisnisnya sangat bergantung pada penggunaan bahan bakar fosil bersifat mencemari.
Dalam wawancara dengan Reuters pada Juli, Molina dengan keras mengutuk kebijakan pemerintah Meksiko itu.
Dia mengatakan bahwa tanah airnya "mundur ke abad terakhir - atau sebelumnya" dalam menyikapi tentang perubahan iklim. Penilaian Molina itu dibantah oleh pemerintah Meksiko.
Sumber: Reuters
Baca juga: Peneliti sebut lubang ozon Antartika salah satu yang terbesar
Baca juga: Cara AHM peringati Hari Ozon Sedunia
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020