New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak merosot pada Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) di bawah tekanan dolar yang menguat dan menjelang data mingguan persediaan minyak bumi di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar dunia.
Kontrak utama New York, untuk minyak mentah light sweet pengiriman April, turun 38 sen menjadi ditutup pada 81,49 dolar per barel.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April turun 56 sen menjadi menetap di 79,91 dolar per barel.
Para analis mengatakan aksi jual terjadi sebagai tanggapan terhadap dolar yang menguat, yang membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah.
Euro jatuh serendah 1,3537 dolar pada Selasa karena para investor mencari "safe haven" (tempat berlindung) dolar AS setelah lembaga pemeringkat memperingatkan tentang kualitas kredit yang memburuk di Eropa.
Acuan kontrak New York jatuh ke serendah 80,16 dolar, menguji ambang 80 dolar, sebelum kembali sedikit sejalan dengan ekuitas Wall Street.
Pedagang sedang menunggu laporan persediaan mingguan Departemen Energi (DoE) AS pada Rabu untuk tanda-tanda arah permintaan di ekonomi terbesar dunia.
"Dolar sedang menguat dan orang-orang melihat ke depan terhadap statistik DoE," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates.
"Selama beberapa minggu, kami telah melihat harga minyak naik bersamaan pasar saham pasar ... Tapi itu masih harus diterjemahkan dalam naiknya permintaan di Amerika Serikat dan beberapa bagian di Eropa," kata Lipow.
"Realitas dari lambatnya pemulihan permintaan mulai mempengaruhi harga lagi," tambahnya.
Mike Fitzpatrick dari MF Global setuju, mengatakan bahwa permintaan minyak saat ini "hampir tidak dapat dianggap memberikan indikasi bahwa lebih mudah dapat diserap."
Pada penutupan Senin, barel New York telah mendaki tujuh sesi berturut-turut dan dalam perdagangan harian telah mencapai tingkat tertinggi sejak 11 Januari pada 82,41 dolar.
Tapi kontrak berjangka kesulitan untuk mempertahankan tingkat yang telah didukung euforia data pekerjaan AS Jumat yang lebih baik dari perkiraan.
"Ekonomi AS di jalan menuju pemulihan dan kami berharap permintaan energi AS bertahap naik menjelang musim berkendara musim panas AS," kata analis VTB Capital Andrey Kryuchenkov.
Musim mengemudi di AS dimulai pada Mei karena liburan musim panas, berjalan-jalan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Nic Brown dari Natixis mengatakan pemogokan di raksasa minyak Prancis Total baru-baru ini, bisa berkontribusi untuk mengurangi ekspor bensin Eropa.
Pemogokan dapat menghambat "arbitrasi normal ekspor bensin transatlantik menjelang musim mengemudi AS," katanya.
"Pemogokan, dikombinasikan dengan penutupan dan pemeliharaan lain yang berhubungan dengan kilang Eropa, bisa mengurangi ekspor bensin Eropa, meninggalkan AS lebih bergantung pada India dan kilang lainnya." (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010