Teheran (ANTARA News/Reuters) - Mantan Presiden Iran Mohammad Khatami yang dikenal sebagai pemimpin reformis, telah dilarang bepergian ke luar negeri, kantor berita semi-pemerintah, Fars, melaporkan, Selasa.
Khatami mendukung pemimpin oposisi, Mirhossein Mousavi, dalam pemilihan umum yang dimenangkan saingan utamanya, Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada Juni lalu.
Pemilu itu menimbulkan percekcokan politik di negara penghasil minyak tersebut.
Fars mengutip seorang pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya mengatakan Khatami, yang menjabat presiden Republik Islam Iran pada 1997-2005, berkeinginan bepergian keluar negeri, tanpa menyebutkan tanggal pemberangkatan itu.
"Mohammad Khatami telah dilarang meninggalkan negara ini," demikian kantor berita Fars.
Tahun lalu, Garda Revolusi Iran menyerukan agar Khatami dan Mousavi diadili karena dicurigai mengobarkan kerusuhan setelah pemilihan presiden yang dipersoalkan itu.
Pemilihan presiden pada 12 Juni itu telah menjebloskan Iran ke dalam krisis internal terbesar sejak revolusi Islam 1979, memperdalam perpecahan di jajaran tinggi kekuasaan dan menyulut gelombang protes yang menewaskan sejumlah orang.
Tak lama setelah hasil pemilu diumumkan, Khatami menyerukan pihak berwenang menyelenggarakan referendum menyangkut legitimasi pemerintah.
"Satu-satunya jalan keluar bagi situasi sekarang adalah menyelenggarakan referendum mengenai legitimasi pemerintah," kata Khatami.
Khatami dan pihak oposisi mempertanyakan kejujuran pemilu tersebut dan menuduh terjadi kecurangan, namun pemerintah membantah keras tudingan oposisi itu.
(Uu.SYS/M043/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010