London (ANTARA) - Gheorghe Nica (43), tersangka kasus kematian 39 migran Vietnam yang jasadnya ditemukan di dalam truk kontainer di dekat London, Inggris, tahun lalu, mengaku bersalah atas pelanggaran keimigrasian.
Dalam pengakuannya di pengadilan Old Bailey London, Nica, yang berkewarganegaraan ganda Inggris-Romania, menyatakan dirinya melakukan sebuah pelanggaran konspirasi untuk membantu menjalankan proses imigrasi yang tidak sah.
Para korban, yang terdiri dari 31 orang laki-laki dewasa-anak dan delapan perempuan dalam rentang usia 15 hingga 44 tahun, ditemukan pada Oktober 2019 dalam kontainer di belakang truk di sebuah kawasan industri di Grays, Essex, sekitar 32 kilometer arah timur London.
Baca juga: Vietnam tangkap delapan orang terkait kasus jasad truk di London
Baca juga: 39 Jasad di dalam truk pendingin di dekat London diyakini WN China
Dari hasil otopsi disimpulkan sementara bahwa penyebab kematian 39 korban itu adalah kombinasi antara hipoksia, atau kekurangan oksigen, dan hipertermia, atau peningkatan suhu tubuh, di dalam ruang tertutup.
Nica masih dikenai dakwaan atas pembunuhan secara tak langsung terhadap 39 orang, bersama dengan seorang pelaku lain, Eamonn Harrison (23) dari Irlandia Utara. Dua pelaku lainnya juga dituduh dengan pelanggaran keimigrasian.
Kedua pelaku lainnya itu telah menyatakan mereka bersalah atas kematian para migran. Pada Agustus, Ronan Hughes (41), penyedia jasa angkutan asal Irlandia, menyampaikan pengakuannya, sedangkan Maurice Robinson (26), pengemudi truk asal Irlandia Utara, mengakui kesalahannya pada April.
Proses persidangan keempat tersangka dijadwalkan pada Rabu pekan depan.
Sumber: Reuters
Baca juga: 19 jasad imigran Ethiopia ditemukan dalam sebuah truk
Baca juga: Vietnam terima jasad WN dari truk berpendingin di London
Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020