Pemalang (ANTARA News) - Keluarga Dulmatin di Desa Kebo Ijo, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah belum percaya jika Dulmatin (41) alias Joko Pitoyo atau Amar Usman telah tewas dalam aksi penggerebekan teroris di Pamulang, Tangerang, Banten.
"Kabar meninggalnya Dulmatin memang sering kami terima sejak kasus penyergapan di Mindanao. Namun hingga kini kenyataannya tidak jelas," kata kakak Dulmatin, Azam Ba`afut di Pemalang, Selasa.
Ia mengatakan, hingga kini keluarga tidak mengetahui pasti kabar meninggalnya Dulmatin di Pamulang karena pihak kepolisian pun belum menghubungi mereka.
"Saya belum tahu jika adik saya tewas dalam penggerebekan di Pamulang. Kami justru baru tahu setelah dari media jika Dulmatin tewas," katanya.
Menurut dia, informasi meninggalnya Dulmatin sudah dua kali diterima keluarganya saat Joko Pitoyo dikabarkan tewas di Mindanao, Filpina.
"Saat dikabarkan tewas di Mindanao, Polda Jateng melakukan tes DNA terhadap keluarga kami. Namun, setelah itu tidak ada kabar lagi tentang Dulmatin dan mendadak kini dikabarkan lagi tewas di Pamulang," katanya.
Dulmatin, putra pasangan Hj. Masniati (60) dengan almarhum Usman Sofi tersebut dikenal tidak senang melakukan kekerasan dan taat ibadah sehingga keluarga tidak percaya jika Joko Pitoyo melakukan serangkaian kegiatan peledakan bom di sejumlah daerah.
"Jadi, kami tidak percaya jika Dulmatin melakukan sejumlah aksi peledakan bom. Namun, jika benar dia tewas, kami juga telah mengikhlaskannya," katanya.
Ia mengatakan, keluarganya akan tetap tabah jika pihak kepolisian memberitahukan dan meminta datang ke Pamulang untuk melihat kebenaran wajah Dulmatin.
"Kami akan menunggu kabar itu. Namun, jika benar Dulmatin telah tewas, kami akan minta almarhum dimakamkan di Pemalang," katanya. (KR-KTD/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010