Kantor berita Xinhua mengutip jurubicara polisi Michalis Katsounotos, Senin malam, mengatakan kerangka yang ditemukan di satu pemakaman di dekat Nikosia mungkin adalah kerangka mantan presiden Tassos Papadopoulos.
Katsounotos menambahkan pemeriksaan DNA lebih lanjut akan dilakukan guna menghapuskan keraguan bahwa kerangka itu adalah kerangka mantan presiden tersebut.
Jurubicara itu mengatakan polisi diarahkan ke pamakaman tersebut oleh seorang penelepon yang tak dikenal.
Para penyelidik mendatangi telepon umum di pinggir kota Nikosia, Tseri, untuk mencari sidik jari dan bukti lain yang mungkin mengarahkan mereka ke orang yang menelepon.
Seorang pria yang diduga telah menelepon polisi dan orang lain yang diduga berada di belakang pencurian kerangka itu masih dicari, kata satu sumber polisi.
Beberapa personil polisi menggali satu kuburan di pemakaman beberapa kilometer dari Nikosia dan menemukan kerangka tersebut.
Keluarga Papadopoulos mendatangi pemakaman itu. Putrinya terlihat berlinang air mata ketika meninggalkan daerah tersebut beberapa saat kemudian.
Sumber polisi itu mengatakan ada dugaan yang sangat kuat bahwa kerangka tersebut adalah kerangka mantan presiden itu tapi menolak untuk memberi perincian.
Kerangka Papadopoulos tersebut dicuri dari kompleks pemakaman lain yang berada tak jauh dari pemakaman tempat kerangka itu ditemukan Senin malam.
Pencurian kerangka tersebut terjadi pada malam 11 Desember tahun lalu, sehari sebelum peringataan pertama kematiannya. Alasan pencurian itu belum diketahui.
Pelakunya telah menggali kuburan Papadopoulos dan memindahkan tulang kerangka itu dari peti mati, secara hati-hati menutup tanah dengan gipsum untuk menutupi jejak mereka.
Papadopoulos memangku jabatan lima tahun sebagai presiden Siprus, dari Februari 2003 sampai Februari 2008, ketika ia kehilangan mantan mitra koalisinya, Demtris Chirstofias.
Ia dipandang sebagai seorang tokoh garis keras mengenai masalah Siprus, karena menolak rencana yang diilhami PBB untuk menyatukan kembali pulau tersebut pada 2004.
Ia telah memimpin aksi "Tidak" yang menghasilkan 76 persen warga Siprus Yunani menolak rencana itu.
Siprus telah terpecah sejak 1974, ketika, militer Turki campur tangan dan menduduki wilayah utara pulau tersebut, setelah satu kudeta oleh sekelompok perwira Yunani.
Perundingan kini berlangsung antara Presiden Christofias dan pemimpin Siprus Turki Mehmet Ali Talat guna mencapai penyelesaian perdamaian.( C003/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010