Banjarmasin (ANTARA) - Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Nico Afinta menyatakan laut Indonesia yang begitu luas kerap dimanfaatkan jaringan pengedar internasional menyelundupkan narkoba.
"Hingga saat ini jalur laut paling rawan penyelundupan narkoba dari luar negeri. Laut kita begitu terbuka dengan garis pantai yang sangat panjang," kata dia di Banjarmasin, Rabu.
Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber webinar penyuluhan dan edukasi bahaya narkoba secara daring gelaran Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel dan Kementerian Kesehatan.
Nico berbagi pengalaman ketika mengungkap masuknya satu ton narkotika jenis sabu-sabu yang diselundupkan dari Guangzhou, China ke Indonesia melalui Dermaga eks Hotel Mandalika, Anyer, Serang, Banten ketika menjabat Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya tahun 2017.
Kemudian pengungkapan penyelundupan 3 kuintal sabu-sabu asal Malaysia pada 6 Agustus 2020 lalu oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel dibackup Satuan Tugas Khusus Merah Putih Bareskrim Polri dan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya di jalur Utara Pulau Kalimantan.
Menurut dia, banyaknya pelabuhan "tikus" jadi sasaran jaringan pengedar melabuhkan narkoba dalam jumlah besar yang masuk ke Indonesia.
Untuk itulah, kata dia, diperlukan sinergitas yang solid antara semua unsur TNI-Polri dan stakeholder lainnya dalam upaya pemberantasan peredaran narkoba kelas kakap tersebut.
"Waktu kami ungkap di Banten, kawan-kawan di BNN bersama TNI Angkatan Laut juga menangkap lagi pasokan sabu-sabu dalam jumlah besar di Batam. Inilah bentuk sinergitas hingga berhasil mengungkap satu jaringan internasional," tandasnya.
Di sisi lain, Nico menekankan pentingnya upaya pencegahan seperti melalui penyuluhan yang pihaknya laksanakan. Karena menurut dia, mata rantai narkoba hanya bisa diputus jika tak ada lagi permintaan dari pengguna.
"Jadi masyarakat yang jadi sasaran korban penyalahguna ini kita selamatkan dulu. Pastikan masyarakat mengerti bahaya narkoba sehingga tidak mudah tergoda," papar jenderal bintang dua itu.
Ditegaskan Nico, narkoba tidak hanya merusak kesehatan namun menghancurkan struktur sosial dengan berdampak ke semua sektor kehidupan.
"Bahaya narkoba inilah yang terus diedukasi ke masyarakat. Kalau semuanya sadar, maka tidak ada yang menggunakan narkoba dan pada akhirnya peredaran juga lenyap dengan sendirinya," pungkasnya.
Acara webinar sendiri berlangsung lebih kurang 2,5 jam dengan dipandu pembawa acara beken Choky Sitohang dari Jakarta.
Ada dua narasumber yang menyampaikan materinya yaitu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kemenkes RI dr Siti Khalimah dan Olivia Zalianty artis yang juga Ketua Generasi Lintas Budaya dan Duta Anti Narkoba.
Siti Khalimah banyak memaparkan jenis-jenis narkoba dengan dampak yang diakibatkan bagi penggunanya baik dari segi kesehatan hingga kehidupan sosial budaya dan ekonomi.
Sementara Olivia Zalianty mewakili generasi muda lebih kepada pemberian motivasi mengajak kaum milenial khususnya agar tidak mudah terjerumus ke lembah hitam narkoba melalui kegiatan positif seperti rajin berolahraga dan selektif bergaul.
Baca juga: Polisi tangkap tiga pengedar sabu-sabu di Pulogadung
Baca juga: Dua kurir sabu-sabu 10 kg dan 30.566 ekstasi di Dumai divonis mati
Baca juga: Polisi tangkap 5 pengedar simpan 3,9 Kilogram sabu di Cempaka Putih
Pewarta: Firman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020