Ketua Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) Draghi Mario mengatakan, masih ada yang harus membuka pemblokiran aliran kredit yang membeku setelah sistem perbankan berada di bawah tekanan pada 2008, yang menekan pinjaman.
"Kami sekarang melihat bagaimana untuk me-restart saluran sekuritisasi yang kering setelah krisis," kata Draghi setelah pertemuan FSB di Bank for International Settlements (BIS).
"Ini merupakan hambatan serius me-restart aliran kredit ke perekonomian."
Dia menambahkan bahwa sekuritisasi -- di mana berbagai instrumen utang, sering kali dengan profil risiko yang berbeda, yang dipaketkan bersama-sama dan kemudian dijual kepada investor -- seharusnya tidak mengambil bentuk yang sama seperti sebelum krisis keuangan.
"Harus ada transparansi yang lebih besar, mengurangi risiko yang dapat dialihkan. Saluran ini harus diaktifkan kembali," kata Draghi kepada wartawan.
FSB, terdiri dari gubernur bank sentral dan regulator dari 24 negara dan badan-badan keuangan internasional, tahun lalu mendorong untuk reformasi sistem keuangan global pasca krisis.
Draghi menjelaskan setelah dua sampai empat tahun mendatang sedapat mungkin jumlah utang korporasi dan perbankan perlu diperbarui.
FSB berusaha mendorong bankir untuk mengambil pendekatan jangka panjang untuk pembiayaan dengan tanggal jatuh tempo lama pada obligasi.
Sekuritas berbasis mortgage dipersalahkan memicu pertumbuhan di sub-prime atau pinjaman rumah berisiko tinggi di Amerika Serikat yang kemudian berubah buruk, membakar pemegang dan banyak bank, termasuk raksasa Wall Street, Lehman Brothers pada akhir 2008. (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010