Israel Izinkan Ban Dan Petinggi EU Masuk Gaza

Jerusalem (ANTARA News/AFP) - Israel mengatakan Senin bahwa negara itu telah mengizinkan kunjungan ke Jalur Gaza oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton melalui wilayahnya.

Kementerian luar negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Israel "telah memutuskan untuk memudahkan masuknya mereka ke Jalur Gaza guna memungkinkan mereka mendapatkan kesan dari dekat mengenai aktivitas kemanusisan yang terjadi di wilayah itu".

Izin itu tiba "sebagai jawaban atas permintaan khusus" oleh Ban dan Ashton, kata pernyataan tersebut, tanpa menyebutkan secara khusus kapan kunjungan Ban dan Ashton itu akan terjadi.

Ban sementara itu mengatakan di New York bahwa ia akan menghadiri pertemuan puncak Liga Arab di Libia akhir bulan ini untuk mendorong maju proses perdamaian Timur Tengah setelah lawatan yang direncanakan ke kawasan tersebut.

Sekjen PBB juga mengkonfirmasi kehadirannya pada pertemuan tingkat menteri kuartet diplomatik Timur Tengah di Moskow pada 19 Maret untuk mendorong dimulainya lagi dengan cepat pembicaraan damai langsung antara Israel dan Palestina.

Sekjen mengatakan ia juga merencanakan untuk mengunjungi beberapa negara yang tak disebutkan namanya di kawasan tersebut. "Hal itu akan diumumkan segera. Saya sedang dalam proses untuk membicarakan masalah ini."

Israel dan Palestina telah sepakat untuk memberi pembicaraan yang diperantarai AS itu kesempatan lagi.

Mereka telah memulai pembicaraan tidak langsung mereka Senin sejak Israel melancarkan serangan militer yang menghancurkan di Jalur Gaza pada Desember 2008 sebagai pembalasan atas tembakan roket oleh gerilyawan garis keras Palestina.

Kuartet itu, yang mengumpulkan Uni Eropa, AS, Rusia dan PBB, mendukung peta jalan bagi perdamaian Timur Tengah yang meminta negara Palestina yang layak yang hidup secara damai berdampingan dengan Israel yang aman.

Tapi tak ada kemajuan nyata yang telah dibuat untuk memecahkan masalah inti status Jerusalem serta masalah perbatasan negara dan pengungsi Palestina pada masa depan. (S008/K004)