Beberapa pengembang sudah memulai channel online (saluran daring) dan itu cukup membantu meski belum signifikanJakarta (ANTARA) - Konsultan properti menilai pengembang apartemen perlu untuk menggenjot pemasaran melalui cara-cara yang nonkonvensional seperti melalui daring untuk meningkatkan penjualan produk properti mereka di tengah melemahnya ekonomi imbas pandemi.
"Beberapa pengembang sudah memulai channel online (saluran daring) dan itu cukup membantu meski belum signifikan," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto di Jakarta, Rabu.
Hal itu penting, kata dia, terlebih sejumlah daerah seperti di wilayah DKI Jakarta pada saat ini kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid II.
Baca juga: Pasar properti perkantoran di Jakarta diprediksi normal lagi pada 2022
Ferry mengemukakan beberapa pengembang pada saat ini sudah melakukan kebijakan tersebut seperti mulai membuat alokasi anggaran khusus guna promosi secara daring.
Selain itu dalam rangka meningkatkan penjualan unit apartemen, ujar dia, juga banyak yang menghapus ikatan penjualan properti dengan sole agent (agen tunggal) sehingga akan semakin banyak pihak yang berupaya menjajakan produk unit apartemen mereka.
"Bahkan ada proyek yang menaikkan komisi bagi agen," katanya. Ia menambahkan dengan adanya PSBB kembali maka kunjungan ke galeri pemasaran semakin terbatas karena biasanya harus perjanjian terlebih dahulu menyelaraskan dengan protokol kesehatan.
Baca juga: BTN: Pengunjung pameran properti virtual minati hunian di Jabodetabek
Menurut dia, proyeksi pertambahan pasokan apartemen pada tahun 2020 ini sangat berkurang drastis yang ditandai tidak adanya proyek baru yang diluncurkan atau diperkenalkan ke publik pada kuartal III-2020 ini.
Ia juga mengungkapkan bahwa tingkat serapan apartemen diperkirakan masih akan tetap stagnan sampai akhir tahun karena kondisi perekonomian yang belum pasti yang membuat konsumen menjadi ragu-ragu.
Padahal, Ferry juga mengakui bahwa telah banyak insentif yang ditawarkan pengembang kepada calon pembeli, tetapi insentif tersebut dinilai hanya akan efektif kepada konsumen segmen kelas atas.
"Prioritas konsumen sekarang bukan spending (pengeluaran) untuk properti," kata Ferry Salanto.
Baca juga: Konsultan ingatkan sektor properti cerminkan pertumbuhan ekonomi
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020