sebuah negara dengan demokrasi, kebebasan, hak dan martabat manusia, di mana seseorang tidak diatur oleh orang lainnya dan di mana setiap orang dapat berbicara lantang 'saya orang Taiwan'

Taipei (ANTARA) - Taiwan pada Rabu menggelar pemakaman Lee Teng-hui, mantan pemimpin wilayah itu yang memerintah pada 1988 hingga 2000, setelah ia meninggal dunia pada Juli lalu dalam usia 97 tahun.

Lee dijuluki sebagai Mr. Democracy karena menghapuskan otokrasi untuk menghidupkan pluralisme dan menentang upaya China mengambil alih pulau yang dianggap sebagai bagian dari negaranya itu--sedangkan Taiwan menganggap wilayahnya sebagai negara sendiri.

Pemimpin Taiwan saat ini, Tsai Ing-wen, menghadiri prosesi pemakaman Lee yang dilakukan di pemakaman militer di area pegunungan di luar Ibu Kota Taipei. Sementara upacara peringatan mendiang telah dilakukan bulan lalu.

Baca juga: Taiwan berharap Trump segera pulih agar dapat terus melawan China

Pertentangan terbesar Lee terhadap China adalah ketika ia menjadi pemimpin Taiwan yang terpilih melalui pemilu demokratis pada Maret 1996. Kemenangan Lee diikuti dengan intimidasi militer China yang melakukan tes rudal di sekitar wilayah Taiwan selama delapan bulan.

Situasi itu membawa China dan Taiwan ke ambang konflik, sehingga membuat Amerika Serikat mengirimkan sebuah kapal induk ke kawasan itu sebagai peringatan untuk Pemerintah China.

Lee, dalam sebuah kampanye pemilu 2012, menyebut bahwa dirinya berharap Taiwan menjadi "sebuah negara dengan demokrasi, kebebasan, hak dan martabat manusia, di mana seseorang tidak diatur oleh orang lainnya dan di mana setiap orang dapat berbicara lantang 'saya orang Taiwan'."

Sumber: Reuters

Baca juga: Taiwan sebut militernya di bawah tekanan hadapi tantangan dari China
Baca juga: Militer China patroli selama liburan, siaga Taiwan telan Rp51 miliar

Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020