"Legislatif sudah merampungkan tugasnya, sekarang bola di yudikatif, jadi eksekutif dan legislatif tidak ikut campur dulu, sama-sama menghormati ranah masing-masing," kata Tifatul di Jakarta, Senin.
Himbauan itu disampaikan terkait telah selesainya tugas Panitia Khusus DPR-RI yang menangani masalah Bank Century.
Menurut dia, semua komponen bangsa berhak menyampaikan aspirasinya secara bebas dan terbuka di era demokrasi saat ini.
Namun Menteri menghimbau semua pihak agar tidak menimbulkan suasana provokatif, karena masyarakat umum sudah mulai kelelahan menyaksikan suasana debat dan kericuhan setiap hari di forum Pansus DPR-RI, maupun sejumlah aksi demonstrasi yang diliput oleh berbagai media massa secara langsung.
Ia berpesan secara khusus kepada sebagian besar para mahasiswa yang selama ini sangat kritis dalam mencermati masalah Bank Century, yakni agar tetap bersikap siaga dan mengawasi tindak lanjut penanganan Bank Century tapi dihimbau agar menghindari tindakan yang anarkis dan konfrontatif.
Proses kasus Bank Century, kata dia, kini sudah berada di ranah hukum (yudikatif). "Oleh sebab itu biarlah tafsir hukum yang bekerja. Sebab jika tafsir politik bisa bermacam-macam, tiap orang bisa beda," kata Tifatul.
Ia berpendapat, hal ini penting disampaikan, karena bila masih berada ranah politik maka hanya akan menimbulkan multi persepsi yang berkepanjangan.
Di samping itu, himbauan yang ia sampaikan juga didasarkan pada esensi pidato Presiden Republik Indonesia pada 4 Maret 2010 yang menurut dia, sangat komprehensif dalam menjelaskan sikap pemerintah.
Sebagaimana diketahui, Presiden dalam pidato tersebut telah menyampaikan ucapan terima-kasih terhadap kinerja Panitia Khusus DPR-RI yang telah selesai menangani masalah Bank Century.
Presiden juga menyampaikan rasa hormat terhadap keputusan-keputusan yang telah diambil dan direkomendasikan oleh DPR-RI.
"Presiden tidak pernah sama sekali meremehkan hasil-hasil Sidang Paripurna DPR-RI, dan bahkan menghargainya, sehingga tolong jangan ditambahi dengan embel-embel yang provokatif," kata Menteri Kominfo.
Bahkan sebagai salah satu wujud apresiasinya, Menteri berpendapat, Presiden sama sekali tidak menunjukkan menyerang pihak manapun, tetapi justru mengajak semua pihak untuk kembali fokus pada kewajiban masing-masing institusi, melanjutkan program peningkatan kesejahteraan rakyat dan bidang ekonomi.
Terkait gonjang ganjing koalisi dan reshuffle kabinet, Presiden SBY justru mengajak agar semua partai koalisi untuk bekerja-sama bahu membahu untuk mensejahterakan rakyat.
"Jadi teman-teman koalisi juga kami serukan untuk cooling down dulu, berpikir tenang dan tidak emosional, karena kita butuh statemen-statemen publik yang menyejukkan. Kita butuh komunikasi dan konsolidasi yang lebih baik dan tertata ke depan. Harus segera dilakukan sekarang, Jangan ditunda-tunda sampai sudah ada masalah, lalu muncul pertengkaran baru," demikian Tifatul. (H016/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010