"Hasil penelitian terakhir yang kita lakukan telah terjadi peningkatan suhu udara di Riau dua mencapai derajat Celcius per tahun," ujar peneliti dari Badan Kajian Rona Lingkungan UNRI, Tengku Ariful Amri, kepada ANTARA di Pekanbaru, Senin.
Menurutnya, peningkatan suhu udara yang cukup tinggi di luar batas kewajaran karena peningkatan suhu udara di dunia rata-rata hanya mencapai satu derajat Celcius itu karena laju kerusakan hutan yang tidak terkendali.
Kondisi peningkatan suhu di Riau yang tak semestinya itu juga dipengaruhi dampak perubahan iklim dunia yang tidak mengenal batas wilayah sehingga Riau tergolong rentan sebagai daerah yang terkena dampak pemanasan global (global warming).
Penelitian Rona Lingkungan UNRI menyebutkan suhu maksimal kawasan kota di Riau yang tidak memiliki hutan berkisar antara 35-36 derajat Celcius, kemudian kawasan yang memiliki sejenis tumbuhan 33-34 derajat Celcius dan kawasan dengan tumbuhan heterogen 31-32 derjat Celcius.
"Kesimpulannya di kawasan hutan heterogen pemanasan suhu udara berkurang empat derajat Celcius, sedangkan yang memiliki tumbuhan sejenis hanya berkurang dua derajat Celcius," jelasnya.
Dengan kondisi itu, lanjutnya, maka suhu udara minimum di Riau kini 32 derajat Celcius atau mengalami peningkatan 3-4 derajat Celcius dari suhu minimun tahun 2007 berkisar antara 28-29 derajat Celcius.
Pada suhu minimum yang terjadi dewasa ini maka penduduk di Riau merasakan cuaca yang gerah ketika malam hari yang menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian energi listrik untuk mengopersikan mesin pendingin (air conditioner).
"Pemakaian mesin pendingin telah menyebabkan efek rumah kaca yang kembali mengakibatkan pemanasan global," ujarnya.
Sebelumnya Koordinator Jaringan Kerja Penyelamatan Hutan Riau (Jikalahari) Susanto Kurniawan mengatakan tingkat kenaikan suhu udara di Riau berada di atas normal, karena mencapai dua derajat Celcius, sedangkan rata-rata kenaikan suhu dunia hanya satu derajat Celcius.
Fenomena cuaca itu terjadi, menurut dia karena 51 persen dari total luas wilayah daratan Riau terutama kawasan gambut, telah dibuka dengan laju kerusakan gambut sekitar 135 ribu hektare per tahun akibat aktivitas ekonomi.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010