Beijing, (ANTARA News) - Hubungan politik Indonesia-China dalam lima tahun terakhir berada dalam tingkatan paling bagus dan kedua negara sama-sama menempatkan hubungan bilateral yang sangat penting dan strategis. "Hubungan politik sangat positif dan pihak China berulang kali telah mengekspresikan kepada Pak Dubes maupun saya mengenai pentingnya hubungan bilateral dengan Indonesia, demikian juga sebaliknya," kata Wakil Kepala Perwakilan RI untuk China Mohamad Oemar, di Beijing, Minggu. Semenjak dibukanya kembali hubungan diplomatik kedua negara 1990, katanya, hubungan politik kedua negara memang telah berjalan baik dan dalam lima tahun terakhir ini sudah dalam tataran yang paling bagus. Pemerintah China, katanya, beberapa kali mengekspresikan kepada pihak Indonesia mengenai pentingnya Indonesia sebagai salah satu mitra pentingnya di dunia. Demikian pula oleh Indonesia, China selama ini juga telah menjadi salah satu mitra penting dan strategis sehingga berbagai upaya peningkatan kerjasama bidang politik telah dan akan terus dilakukan. "Kedua negara telah mengalami suatu kemajuan politik yang sangat bagus dan saat ini dalam tataran yang sangat baik," kata Oemar menjelaskan. Membaiknya hubungan politik kedua negara tersebut, katanya, hendaknya bisa dijaga suasananya dan cukup penting bagi Indonesia untuk bisa menjamin berbagai kerjasama untuk menjadi manfaat bagi kepentingan nasional, khususnya untuk pembangunan diberbagai bidang. Oemar mengatakan salah satu indikasi pentingnya Indonesia bagi China adalah adanya kunjungan resmi pejabat tinggi negara China, Wakil Perdana Menteri Li Keqiang, pada tanggal 20-23 Desember 2008. Selain bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil PM Li Keqiang juga mengadakan pertemuan dengan kalangan pengusaha Indonesia yang diorganisir oleh Komite Dagang dan Industri (KADIN) dan menghadiri sekaligus membuka Forum Energi Indonesia-RRT yang ke-3. Dalam kunjungannya tersebut, Wakil PM China diterima oleh Presiden Susilo BambangYudhoyono pada 22 Desember 2008 di Kantor Kepresidenan RI. "Agenda utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah mengenai krisis keuangan global saat ini. Kedua negara sepakat perlunya meningkatkan kerjasama bilateral dalam mengatasi krisis tersebut. RI-China juga berkomitmen untuk saling membuka pasar dan menghindari proteksionisme," katanya. Komitmen politik China untuk meningkatkan hubungan dengan Indonesia juga ditunjukkan dengan pemberian kredit lunak kepada Pemerintah Indonesia sebesar 800 juta dolar AS, khususnya untuk pembangunan infrastruktur dan sektor industri. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009