Bengkulu (ANTARA News) - DPRD Provinsi Bengkulu akan membentuk panitia khusus (Pansus) proyek jarak yang sudah menghabiskan dana Rp27 miliar, namun realisasi tanamannya di lapangan tidak sesuai.

Program tanaman jarak itu mestinya sudah berhasil baik dalam bentuk biji maupun lokasi pengolahan buahnya, namun sampai sekarang tidak jelas rimbanya, kata Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Syafrianto Daud, Minggu.

Program penanaman pohon jarak itu mulai tahun 2007 dengan menghabiskan dana APBD sebesar Rp27 miliar. Kini, proyek itu menjadi pertanyaan dewan karena tidak ada lagi kelanjutannya.

"Jika masih ada tanaman jarak tersebut, di mana perkebunannya atau pabrik penyulingannya, seharusnya secara fisik dapat dilihat," katanya.

Mengingat anggaran Rp27 miliar tersebut berasal dari APBD, maka penggunaannya harus dipertanggungjawabkan secara resmi oleh pihak ekskutif.

Gubernur Bengkulu melalui dinas terkait seharusnya bisa mempertangungjawabkan program tersebut pada masyarakat karena sebelumnya juga masyarakat telah mengorbankan sebagian lahannya untuk ditanami jarak, katanya.

Dengan kondisi memprihatinkan seperti ini, maka anggota dewan sepakat untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) tanaman jarak. Keberadaan Pansus ini diharapkan mampu mengungkap program yang pernah terhenti itu.

Dia menjamin, keberadaan Pansus tersebut bukan untuk mencari-cari kesalahan, tetapi jika memang ada permasalahan di lapangan bisa dicarikan jalan keluarnya, sehingga dapat diselesaikan bersama-sama.

"Untuk mengatasi krisis energi, minyak jarak memang sangat cocok sebagai solusinya, bahkan program nasional juga pernah menganjurkan pengembangan tanaman jarak tersebut di daerah-daerah," katanya. (Z005/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010