Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Pengurus Daerah (DPD) Himpunan Pengusaha Muda Indinesia (HIPMI) Umum Kepulauan Riau (Kepri), Sukriadi, mengatakan potensi investasi di Batam mulai meredup.
Potensi Batam sebagai kawasan FTZ (free trade zone) semakin meredup dan investor asing lebih memilih menanamkan investasinya ke negara-negara yang dianggap ramah bagi investor seperti Vietnam, Thailand serta Malaysia, kata Sukriadi, di sela acara Rakernas HIPMI XIV di Batam pada pekan ini.
Menurut dia, hengkangnya investor ke negara ASEAN lain karena adanya berbagai Perda (peraturan daerah) yang bermasalah dan regulasi yang menyulitkan dan iklim investasi yang tidak kondusif.
"Di vietnam contohnya untuk investasi jauh lebih murah karena bebas pajak, plus ada `tax holiday`," kata Sukriadi.
Dia mengatakan biaya ekonomi tinggi juga membebani pengusaha domestik maupun asing, seperti terus naiknya UMK (upah minimum Kkabupaten), tingginya biaya perumahan, sembako, serta tingginya ongkos transportasi dan lain-lain.
Mengenai potensi Batam sebagai ajang MICE meeting, incentive, convention and exibition), lanjut Sukriadi, cukup terbuka mengingat strategisnya letak Batam sebagai transit perdagangan dunia.
Hipmi Kepri meminta Pemerintah daerah mampu meningkatkan nilai jual Batam sebanding Singapura.
"Cuma sekarang bagaimana pemda mengelola nilai tambah Batam lebih tinggi, caranya dibuatlah hal-hal yang lebih menarik dibanding Singapura terutama tempat tempat wisata, jualan kita selama ini hanya Golf, kuliner dan tempat tempat hiburan," kata Sukriadi. (J008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010